REPUBLIKA.CO.ID,WELLINGTON - Pekerja seks di Christchurch, Selandia Baru, menikmati lonjakan dalam pendapatan setelah gempa bumi bulan lalu. Hal ini lantaran banyak pekerja sukarelawan asing yang frustasi dan akhirnya beralih ke jasa pelayanan seks tersebut. Demikian satu laporan pada Kamis (10/3).
Arus orang asing berdatangan ke Christchurch untuk membantu upaya pertolongan setelah gempa berkekuatan 6,3 skala Richter bulan lalu memporakporandakan wilayah tersebut. Bagi pekerja seks komersial di kota Selandia Baru tersebut, kehadiran orang asing itu membuat mereka harus bekerja lebih keras. Demikian kata Christchurch Press.
Menurut pers, seorang pekerja seks --yang dikatakan bernama "Candice"-- melaporkan penghasilannya berjumlah 1.400 dolar Selandia (1.030 dolar AS) dalam satu malam. "Dalam tiga tahun, saya tak pernah memperoleh sebanyak ini," kata Candice kepada surat kabar tersebut. "Orang asing adalah yang terbaik. mereka membayar paling mahal."
Candice mengatakan bahwa orang asing itu merasa tertekan. Karena itu, lanjut Candice, mereka memerlukan pelepasan dengan pelayanan seks.
Mary, seorang pekerja seks yang kehilangan rumahnya akibat gempa pada 22 Februari, juga mengatakan bisnis seks kini sedang bergerak di Christchurch. Dia mengaku telah menemui semua jenis orang di luar pelanggan rutinnya.
"Itu cara mereka menanganinya. Jika mereka bisa merasa lega dan puas, saya kira tak ada salahnya dengan itu," kata Mary.
Candice mengatakan pelanggannya meliputi staf pencarian dan pertolongan, pekerja pembangunan dan petugas polisi asing. "Ada banyak orang di sini. Banyak orang tanpa istri mereka sehingga mereka jadi agak nakal," katanya.