Kamis 10 Mar 2011 14:35 WIB

Rusia Boikot Penjualan Senjata ke Libya

Pemimpin Libya Muammar Gaddafi
Pemimpin Libya Muammar Gaddafi

REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW - Rusia akan melarang semua penjualan senjata ke Libya. Demikian Kremlin dalam satu pernyataan Kamis (10/3) yang efektif menangguhkan kontrak senjata dengan pemerintah

Muammar Gaddafi.

Menurut laporan Kantor Berita Rusia RIA Novosti, Presiden Rusia Dmitry Medvedev telah menandatangani keputusan untuk bergabung dengan sanksi-sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Libya. Keputusan itu melarang pasokan senjata-senjata, amunisi dan peralatan militer kepada negara Afrika Utara yang sedang bergolak berkaitan dengan tuntutan rakyatnya agar Gaddafi yang telah berkuasa selama 42 tahun itu mundur.

Pada 26 Februari, Dewan Keamanan PBB menyepakati pemberlakuan suatu embargo senjata kepada Libya di mana bentrokan antara pasukan pro-Gaddafi dan para pemberontak telah diklaim menewaskan ribuan jiwa. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, sebelumnya menegaskan bahwa Rusia menentang setiap bentuk campur tangan militer di Libya ketika Amerika Serikat menghadapi tekanan untuk mempersenjatai pemberontak anti-pemimpin Libya Muammar Gaddafi.

"Kami tidak menganggap intervensi asing dan khususnya militer satu cara untuk memecahkan krisis di Libya," kata Lavrov seperti dikutip oleh kantor-kantor berita Rusia. "Rakyat Libya harus memecahkan masalah mereka sendiri.''

Surat kabar New York Times melaporkan bahwa para perencana pertahanan AS sedang mempersiapkan serangkaian opsi militer darat, laut dan udara jika Washington dan sekutunya memutuskan untuk campur tangan di Libya. Laporan itu muncul saat pasukan Muammar Gaddafi menahan pemberontak dekat kampung halaman pemimpin tersebut dan merebut kembali sebuah kota yang telah dikuasai pemberontak.

sumber : ANTARA/Reuters/RIA Novosti/OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement