Kamis 10 Mar 2011 20:55 WIB

Suriah Tolak Intervensi Asing di Libya

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Suriah pada Kamis menyatakan penolakannya atas intervensi asing di Libya meskipun sejumlah negara Barat tengah merundingkan cara untuk menindak pergolakan politik populer terhadap pemimpin Libya Muammar Gaddafi.

Secara umum Damaskus bersikap tenang terhadap aksi protes yang menjalar di dunia Arab tahun ini dan terbukti berhasil menggulingkan para pemimpin Tunisia dan Mesir.

"Suriah menyatakan penolakannya terhadap segala bentuk intervensi tentang masalah Libya, karena hal itu merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan, kemerdekaan, dan kesatuan wilayah Libya," menurut Kementerian Luar Negeri Suriah dalam sebuah pernyataan.

Dalam sebuah pernyataan bernada kritikan terhadap tindakan kekerasan yang dilakukan Gaddafi guna mengantisipasi aksi protes, pernyataan tersebut mengatakan Suriah menyerukan tentang perlunya menjaga kelangsungan hidup warga sipil serta mendorong kebijaksanaan dan dialog dalam menjawab keinginan rakyatnya.

Kepemimpinan pemberontak Libya telah mendesak komunitas internasional untuk memberlakukan zona larangan terbang yang akan mengkandangkan jet-jet tempur Gaddafi, sehingga mencegah mereka melakukan serangan terhadap pemberontak maupun warga sipil.

Pentagon telah menyatakan tengah mempersiapkan opsi militer "berkisaran penuh" bagi Libya, termasuk pemberlakuan zona larangan terbang, namun Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, telah menyatakan dengan jelas bahwa memberlakukan sanksi semacam itu merupakan urusan Perserikatan Bangsa Bangsa dan menentang langkah tersebut bila AS didorong menjadi inisiator langkah itu.

Dewan Keamanan PBB masih terbagi dalam pemberlakuan opsi itu sementara para menteri NATO akan menggelar diskusi terkait hal itu pada Kamis. Pergolakan massa yang terjadi di Tunisia dan Mesir tidak terjadi di Suriah, karena para pasukan keamanan berjaga ketat.

Pemerintah terus mengintensifkan penangkapan terhadap pembangkang dan sejumlah tokoh oposisi.

Halaman Facebook yang menyerukan aksi protes beberapa pekan lalu juga gagal memobilisasi terjadinya demonstrasi.

Presiden Bashar al-Assad mengatakan tidak mungkin pergolakan politik yang terjadi di dunia Arab akan menular ke Suriah, yang dipimpin oleh Partai Baath selama lima dekade terakhir.

Assad mengatakan bahwa hierarki yang berkuasa di Suriah sangat dekat dengan rakyat dan tidak ada ketidakpuasan massa terhadap negara.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement