Kamis 10 Mar 2011 21:09 WIB

Jelang Dengar Pendapat, Peter King Mendapat Kawalan Ketat

Peter King, Ketua Komite Keamanan Dalam Negeri Kongres AS yang menggagas dengar pendapat Radikalisasi Muslim di Capitol Hill
Peter King, Ketua Komite Keamanan Dalam Negeri Kongres AS yang menggagas dengar pendapat Radikalisasi Muslim di Capitol Hill

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Keamanan ekstra bakal menyertai anggota Kongres AS perwakilan New York, Peter King. Ia akan mengepalai dengar pendapat dengan fokus komunitas Muslim AS dan sikap kooperatif mereka mencegah terorisme Muslim radikal.

King, kepada Associated Press menyatakan ia kini harus menjalani detail keamanan panjang dalam beberapa bulan terakhir setelah muncul ancaman pada Desember. Sejak itu, keamanan duapuluhempat jam diberikan oleh Kepolisian New York (NYPD).

Pada Kamis (10/3) ini, atas permintaan King, polisi Capitol, tempat anggota Kongres dan Senat bersidang, akan mengamankan ruang rapat dan area sekitar, begitu pula kantor King, ketika Komite Keamanan Dalam Negeri akan meminta kesaksian dalam rapat.

Sebelumnya, sangat jarang dengar pendapat Kongres menarik perhatian dan kontroversi semacam ini. Dalam protes satu sesi sebelumnya, pengkritik mengecam dengar pendapat sebagai anti-Muslim dan disamakan dengan dengar pendapat era 1950-an yang digagas Senator McCarthy saat menginvestigasi komunisme.

"Saya sangat menyadari bahwa pengumuman rapat ini telah memunculkan kontroversi dan penolakan," ujar King ketika mempersiapkan pidato pembukaan rapat. "Investigasi terhadap radikalisasi Muslim AS di tingkat Kongres adalah tanggapan logis terhadap peringatan mendesak beberapa kali yang juga dibuat pemerintah Obama dalam beberapa bulan terakhir," ujarnya.

Mereka yang akan memberi kesaksian dalam dengar pendapat Kongres itu termasuk anggota keluarga pria muda--yang terinspirasi orang lain untuk menjadi teroris dengan konsekuensi mematikan. Mereka berencana bertutur di depan Kongres bahwa pemuda tersebut telah dicuci otak dengan elemen-elemen radikan di komunitas Muslim.

Dengar pendapat itu memercikkan debat nasional tentang bagaimana memerangi rentetan terorisme dalam negeri. Pemerintah Obama telah berupaya membingkai diskusi radikalisasi di wilayah umum, tanpa membidik Muslim. Namun bagi King, itu hanyalah 'politik sopan santun' karena ia berkeyakinan bahwa al-Qaidah adalah ancaman utama bagi AS.

Terlepas dari protes, tidak ada yang dipersiapkan dalam kesaksian yang tidak mendiskriminasi Muslim sebagai teroris, seperti yang ditakutkan para pengkritik.

Melvin Bledsoe, seorang warga AS yang putranya, Carlos, didakwa atas pembunuhan terhadap seorang tentara di pusat rekrutmen di Little Rock, Ark, dijadwalkan memberi pernyataan tentang keputusan putranya memeluk Islam dan sikap mengisolasi diri dari keluarga setelah menjadi Muslim.

"Carlos dipengaruhi oleh orang-orang yang pantas disebut pemburu," ujar Bledsoe, dalam naskah kesaksian yang telah diperoleh oleh AP. "Ia dimanipulasi dan dibohongi."

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement