Jumat 11 Mar 2011 08:31 WIB

Aset Dibekukan? Tak Masalah bagi Qaddafi

Pemimpin Libya Muammar Gaddafi
Pemimpin Libya Muammar Gaddafi

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Sebuah laporan menyatakan, kendati banyak asetnya di luar negeri dibekukan, tak masalah bagi Presiden Libya, Moammar Qaddafi. Dalam perkembangan lain, kata sebuah laporan Kamis,Qaddafi masih menyimpan puluhan miliar dolar AS dalam bentuk tunai di tempat tersembunyi di Tripoli, yang memungkinkan dia untuk melawan pemberontakan meskipun membekukan aset Libya internasional. The New York Times, mengutip pejabat AS dan intelijen asing, menyatakan simpanan Qaddafi  - dalam dolar AS, dinar Libya, dan mata uang asing lainnya - disimpan di Bank Sentral Libya dan bank lain di sekitar Tripoli.

"Qaddafi masih menggenggam puluhan miliar dalam bentuk tunai di dalam negeri Libya," kata seorang pejabat intelijen AS yang tidak disebutkan namanya. TIa juga disebut-sebut masih memiliki dana cukup untuk membayar pasukannya, tentara bayaran Afrika, dan pendukung politiknya.

Sumber yang sama kepada The New York Times menyatakan rezim telah menyewa antara 3.000 hingga 4.000 tentara bayaran dari sub-Sahara Afrika dan membayar mereka  masing-masing 1.000 dolar AS per hari. Para pejabat AS, bagaimanapun, tidak bisa mengkonfirmasi jumlah tentara bayaran atau jumlah yang dibayar pada mereka.

koran Inggris The Guardian mengatakan Kamis bahwa salah satu koresponden yang paling berpengalaman dan seorang wartawan Brasil telah hilang di Libya. Terakhir mereka berhubungan  melalui pihak ketiga pada hari Ahad. Dia berada di pinggiran Zawiyah.

Berita itu muncul setelah tiga wartawan BBC di Libya mengatakan mereka telah ditangkap dan dipukuli. Ketiganya ditangkap pada hari Senin di sebuah pos pemeriksaan di  10 km selatan Zawiyah, kata BBC. Orang-orang itu kemudian dibawa ke barak militer di Tripoli dimana mereka "dianiaya" oleh anggota Tentara Libya dan polisi rahasia sebelum dibebaskan 21 jam kemudian. Ketiganya kini telah meninggalkan negara itu.

sumber : Arabnews/BBC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement