REPUBLIKA.CO.ID, Direktur Intelijen Nasional, Amerika Serikat (AS) James Clapper, mengatakan Kamis (10/3) bahwa Muammar Qadafi bakal mengalahkan para pemberontak Libya. Dihadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat, ia mengatakan bahwa "rezim (Qadafi) akan menang."
Hal tersebut sepertinya membuat malu Gedung Putih, sebab belakangan ini ditengah meningkatnya ekskalasi di Libya, negara Paman Sam tersebut tidak henti-hentinya mendesak Qadafi mundur. "Berkenaan dengan pemberontak di Libya, dan apakah mereka berhasil atau tidak, terus terang saya pikir mereka berada dalam sebuah garis keras," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa kondisi saat momentumnya telah bergeser ke Kolonel Qadafi. "Saya tidak berpikir ia berniat untuk pergi. Dari semua bukti yang kita miliki... seperti ia (Qadafi) turun tergantung waktu."
Pernyataan tersebut sontak, membuat Indeks Dow Jones turun sekitar 228 poin di tengah kekhawatiran dampak konflik terhadap pasokan minyak Libya, yang dapat jatuh di bawah batas psikologis yang terjadi pada akhir Januari.
Hillary Clinton, Sekretaris Negara, akan mengunjungi Mesir dan Tunisia minggu depan untuk menekankan reformasi demokrasi setelah pemberontakan baru dan bertemu dengan anggota dari oposisi ke Libya.