REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo saat ini sedang mempersiapkan langkah-langkah evakuasi pengamanan bagi 414 WNI di Miyagi dan Iwate. Hal ini menyusul terjadinya gempa dan tsunami yang terjadi di wilayah pesisir pantai timur Jepang dan sekitarnya.
Muhammad Lutfi, duta besar Indonesia untuk Jepang, menyatakan evakuasi tengah dipersiapkan untuk pengamanan bagi 414 WNI di Miyagi dan Iwate yang dianggap wilayah terparah daerah gempa. Menurut data KBRI Tokyo, jumlah total Warga Negara Indonesia (WNI) di Jepang berjumlah 25.546. Belum diperoleh informasi adanya korban dari kalangan WNI.
Malam ini pihak KBRI telah mempersiapkan langkah-langkah, antara lain: mendata WNI yang dikhawatirkan terjebak dalam wilayah yang terkena bencana, mengirim tim evakuasi ke daerah gempa, dan membuka hotline untuk masyarakat dan media. Selain itu, KBRI berkoordinasi dengan otoritas setempat dan menyiapkan tempat untuk evakuasi di Balai Indonesia di Meguro, Tokyo.
Akibat gempa dan tsunami, Bandara di Sendai terendam air. Runway terhantam tsunami serta angkutan kereta api dan energi listrik terhenti.
Bandara Narita, Tokyo, ditutup sementara untuk pemeriksaan kerusakan. Akses transportasi dan informasi terputus. Kereta terhenti, jaringan telepon terputus (layanan voice dan text terputus. Sedangkan, penggunaan data/internet (provider NTT Docomo) masih dapat berfungsi meski terganggu. Aliran listrik mati atau terputus.
Di kota Chiba, satu orang meninggal dan terjadi kebakaran besar di Chiba (oil refinery, milik Cosmo) dan Odaiba. Akibatnya, aliran gas wilayah Chiba dihentikan untuk sementara waktu.
Di kota Iwate, sedikitnya 10 orang meninggal dan 300 rumah rusak parah. Sebanyak 15 orang meninggal di Miyagi. Tochigi dan Ibraki masing-masing satu orang meninggal.
Kondisi Osaka tidak terlalu terpengaruh dan daerah Wakayama belum bisa dihubungi. Maskapai penerbangan JAL dan ANA membatalkan penerbangan melalui Bandara Narita mulai hari ini.