REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO - Laman KBRI Tokyo menyebutkan perkembangan kondisi penampungan di Kota Sendai saat ini tengah berada pada suhu yang rendah. Keterbatasan konsumsi serta ketiadaan listrik, air dan gas juga menjadi kendala.
Para pengungsi sejauh ini masih mendapatkan bantuan nasi ransum yang disediakan para sukarelawan. WNI yang berada di penampungan di Kota Sendai, Prefektur Miyagi, ditampung sekolah-sekolah dan masjid setempat.
Di penampungan SMP Sanjo, ada sebanyak 19 WNI. Masjid Sendai menampung enam WNI, SD Kunimi tujuh orang, SD Tatemachi empat orang, dan SD Kimachi satu orang. Seorang WNI di Kashiwagi Shimin Senta serta empat WNI di Higashi Sendai.
Sebanyak 31.517 WNI berada di Jepang dengan jumlah sekitar 414 WNI berada di Miyagi dan Iwate. Kedua daerah tersebut merupakan daerah terparah terkena dampak gempa bumi yang disusul tsunami.
Gempa berkekuatan 8,9 skala richter yang mengguncang Jepang pada Jumat (11/3) siang merupakan gempa terdahsyat Jepang dalam 88 tahun terakhir. Gempa tersebut juga mengakibatkan gelombang tsunami setinggi hampir sepuluh meter.
Berdasarkan catatan AP, bukan kali pertama Jepang diguncang gempa berskala hebat. Pada 1923, gempa berskala 8,3 skala richter memporakporandakan Kanto. Tercatat 143 ribu orang tewas akibat gempa dahsyat tersebut.
Selang beberapa tahun kemudian, gempa hebat kembali mengguncang Jepang pada 1996. Kekuatannya kali ini 7,2 skala richter. Korban tewas mencapai 6.400 orang.