REPUBLIKA.CO.ID,JAYAPURA - Gelombang tsunami yang menghantam wilayah perairan utara Papua, khususnya kota Jayapura, menewaskan seorang warga Holtekamp, Darwanto Odang (35), di Distrik Muara Tami, kota Holtekamp. Korban yang sehari-harinya bekerja sebagai pengusaha tambak itu dilaporkan terseret gelombang tsunami saat sedang mengevakuasi keluarganya.
"Anto terjatuh dari motornya saat mengevakuasi keluarganya. Dia langsung terseret gelombang yang memang sedang naik," kata tetangga korban, Ferry Mansi, kepada wartawan ANTARA di Holtekamp.
Saat kejadian, Fery Mansi menuturkan bahwa mereka sedang bersama-sama mengevakuasi keluarga ke tempat aman. Lalu, korban dengan menggunakan sepeda motor terus memantau pergerakan ombak tsunami. Anto secara tak terduga jatuh dari motor dan langsung terseret gelombang.
Sekretaris Badan Nasional Penanggulangan Bencana kota Jayapura, Yohanis Wemben, mengatakan korban baru ditemukan sekitar pukul 14.30 WIT. "Korban ditemukan sekitar 50 meter dari lokasi awal dia terseret ombak. Korban ditemukan dalam kondisi terhimpit sampah-sampah dan kayu yang ikut terseret tsunami," jelasnya.
Kejadian tersebut, menurut Ferry Mansi, terjadi sekitar pukul 23.00 WIT. Padahal, pihak BMKG sudah mencabut peringatan bahaya tsunami pada pukul 21.30 WIT. "Kejadian itu terjadi sekitar pukul 23.00 sampai 24.00 WIT. Padahal, kami sudah mendapat informasi bahwa peringatan tsunami itu sudah dicabut BMKG," ujarnya kecewa.
Pantauan ANTARA Jayapura dari rumah duka, tampak keluarga korban begitu terpukul dengan kepergian korban. Sementara, aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan.