REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW--Campur tangan militer asing di Libya tidak dapat diterima dalam bentuk apapun, demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia, Sabtu.
Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy telah mengatakan bahwa Prancis dan Inggris siap melancarkan "serangan udara bertarget" terhadap tentara pemimpin Libya, Muammar Gaddafi jika mereka menggunakan senjata kimia atau pesawat tempur untuk melawan warga sipil.
"Campur tangan militer asing harus disingkirkan," kata Kementerian Luar Negeri Rusia.
Pernyataan Kementerian menyambut resolusi Uni Afrika yang mendukung kedaulatan dan kesatuan kawasan Libya dan mengecam segala campur tangan militer asing.
Pernyataan itu diumumkan menjelang pertemuan darurat oleh menteri negara-negara anggota Liga Arab yang akan bertemu di Kairo untuk membahas keputusan terhadap pengenalan zona larangan terbang di Libya.
Desakan untuk penutupan zona tersebut telah meningkat dalam beberapa hari terakhir setelah tentara bersenjata Libya melancarkan serangan udara lebih jauh menuju garis pertahanan pemberontak di kawasan timur Libya.
Menurut sejumlah laporan media bahwa staf militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah memulai penyusunan rencana kontingensi bagi pengerahan armada laut dan udara kepada pertempuran jika dibutuhkan.
Sebanyak ribuan orang tewas di Libya sejak pertama kali pengunjuk rasa meminta pengakhiran 42 tahun kekuasaan Gaddafi pada pertengahan Februari.