REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Sebanyak 10.000 orang belum ditemukan di kota pelabuhan Minamisanriku di prefektur yang diguncang gempa di Miyagi, Jepang. Kabar terkini dilaporkan stasiun siaran publik NHK, Sabtu (12/3).
Jumlah tersebut adalah lebih separuh populasi kota kecil di pantai Pasifik tersebut yang berjumlah total 17.000 jiwa, kata NHK. Pemerintah lokal berusaha menemukan mereka dengan bantuan Pasukan Bela-Diri Jepang, kata media elektronik itu.
Pihak berwenang sejauh ini telah mengkonfirmasi sebanyak 7.500 orang diungsikan ke 25 gtempat perlindungan setelah gempa Jumat (11/3), tapi mereka belum bisa menghubungi 10.000 orang lagi.
Berikut adalah perkembangan utama setelah gempa 8,9 pada skala Richter mengguncang Jepang timur-laut pada Jumat dan memicu tsunami.
* Lebih dari 1.700 diduga tewas atau hilang akibat gempa dan tsunami, demikian laporan kantor berita Kyodo.
* Kebocoran radiasi dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang rusak setelah ledakan menerbangkan atapnya, menimbulkan kekhawatiran mengenai kehancuran instalasi di sebelah utara ibukota Jepang, Tokyo, itu.
* Kepala Sekretaris Kabinet Yukio Edano mengatakan terjadi ledakan dan ada kebocoran radiasi di instalasi listrik tenaga nuklir Tokyo Electric Power Co (TEPCO) Fukushima pada Sabtu, tapi bukan di dalam kontainer reaktor. Ia mengatakan tak ada perubahan besar pada tingkat radiasi setelah ledakan tersebut.
* Sebelumnya Jepang memperingatkan mengenai kehancuran pada reaktor nuklir yang rusak setelah gempa, tapi menyatakan resiko pencemaran radiasi kecil.
* Kantor berita Jiji melaporkan tiga pekerja menderita akibat terpapar radiasi di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima.
* Pemerintah mengungsikan puluhan ribu warga dari daerah di dekat dua pembangkit listri tenaga nuklir di prefektur Fukushima, sekitar 240 kilometer di sebelah utara Tokyo, saat mereka berusaha mengurangi tekanan di reaktor di sana.