REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Komunitas internasional mulai mengirim tim bantuan bencana, Sabtu (12/3) untuk membantu Jepang usai gempa 8,9 SR mengguncang negara itu yang disusul hantaman tsunami. PBB mengirim satu grup untuk mengordinasi kerja tim internasional.
"Kami dalam proses mengirimkan 9 orang yang paling berpengalaman yang kami miliki untuk menangani situasi pascabencana. Mereka akan membantu mengevaluasi kebutuhan dan mengordinasi bantuan dengan pihak berwenang Jepang," ujar juru bicara Kantor Kordinasi Urusan Kemanusiaan, (OCHA), PBB, Elisabeth Byrs.
Dalam tim bantuan bencana PBB terdapat pakar lingkungan yang juga berbicara dalam bahasa Jepang, menurut Elisabeth. Sebuah ledakan menghancurkan atap instalasi kontainer reaktor nuklir di utara Tokyo, Sabtu, meningkatkan kecemaskan bencana nuklir lebih luas.
Sekretaris kabinet Jepang, Yukio Edano, mengatakna ada kebocoran radiasi di Pembangkit Listrik Nuklir Tokyo (TEPCO), Fukushima, Daichi.
PBB, pada Jumat malam sebelumnya telah mengumumkan bahwa empat tim pencarian dan tim evakuasi dari Australia, Selandia Baru, Korea Selatan dan Amerika Serikat, dalam perjalanan setelah Jepang meminta bantuan.
Singapura juga mengirimkan tim pakar pencarian dan evakuasi bencana urban ke Jepang, demikian menurut Elisabeth, Sabtu. Swiss pun sebelumnya mengumumkan telah mengirimkan satu tim terdiri dari 25 penyelamat dan tenaga medis ditemani sembilan anjing pelacak.
Inggris tak ketinggalan, menyatakan mengirimkan bantuan setelah menerima permintaan bantuan dari Jepang.
Regu Swiss akan bertugas mencari korban di bawah reruntuhan bangunan yang diterjang tsunami, demikian disampaikan Toni Frisch, kepala Unit Bantuan Kemanusiaan, Swiss, lewat radio Swiss.
Swiss unit terdiri dari korps relawan milisi beranggotakan setidaknya 700 orang yang siap bertugas. Mereka memiliki kemampuan merentang di berbagai bidang, mulai insinyur, pakar seismologi, telekomunikasi hingga praktek bedah di kondisi perang atau darurat.
Inggris mengumumkan akan menerbangkan tim evakuasi dengan 63 anggota serta dua anjing pelacak di Jepang, Sabtu malam ini.
Tim akan membawa serta perlatan berat berbobot 11 ton termasuk peralatan untuk mengangkut dan memotong.
"Orang-orang akan melihat skala bencana, benar-benar mengerikan, sehingga kita akan membutuhkan tanggapan benar-benar besar dari komunitas internasional yang terkordinasi. Inggris akan mengambil peran penuh di sana," ujar Menteri Luar Negeri, Inggris, Jeremy Browne, seperti dikutip Sky News.