REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Sebuah reaktor nuklir kedua sedang mengalami masalah serius menyusul gempa yang merusak pembangkit listrik nomor 1 di Fukushima di Jepang utara, yang mengalami ledakan besar pada hari Sabtu.
Operator pembangkit, Tokyo Electric Power (Tepco) , mengatakan tekanan meningkat di dalam reaktor No 3 setelah kehilangan sistem pendingin daruratnya. Masalah serupa telah menyebabkan ledakan di reaktor No 1.Para teknisi tengah berjuang mengatasinya.
Namun situs BBC mengatakan, reaktor kedua adalah tipe yang berbeda dengan reaktor yang meledak pada Sabtu. Reaktor ini menggunakan MOX (plutonium ditambah uranium) yang apabila meledak maka konsekuensinya akan menimbulkan masalah yang lebih parah.
Dikutip oleh Kyodo, sumber Tepco mengatakan puncak batang bahan bakar MOX adalah 3 meter di atas air. Sementara itu, Tepco mengatakan sedikitnya 15 orang di sebuah rumah sakit terdekat yang ditemukan telah terpapar radio aktif.
Pemerintah Jepang sejauh ini telah menetapkan dua kali lipat ukuran zona evakuasi sekitar Fukushima 1 sampai 20km (12,4 mil) setelah ledakan. Pemerintah telah mendesak penduduk setempat untuk tetap tenang dan sedang mempersiapkan untuk mendistribusikan yodium kepada siapa pun terpapar radio aktif.
Badan pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), mengatakan dalam sebuah pernyataan menyatakan dalam radius 20 km sekitar Fukushima [Nomor 1] Daiichi, yang diperkirakan 170 ribu orang telah dievakuasi.
"Dalam radius 10 kilometer di sekitar Fukushima [Nomor 2] Daini diperkirakan sekitar 30 ribu orang telah dievakuasi dan tindakan evakuasi Kendali belum selesai."
PLTN adalah vital bagi Jepang. Negara ini sangat bergantung untuk kebutuhan energinya pada PLTN, sementara di sisi lain, kondisi alam mereka sangat rentan terhadap gempa bumi.