REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG-- Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan, terdapat dua tenaga kerja Indonesia di Jepang yang belum diketahui nasibnya, usai gempa bumi berkekuatan 8,9 Skala Richter yang diikuti gelombang tsunami, Jumat (11/3).
"Terdapat dua TKI yang belum berhasil dikontak, namun hal itu lebih disebabkan oleh gangguan komunikasi," kata Muhaimin usai menghadiri Musyawarah Nasional Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia, di Semarang, Ahad.
Menurut dia, secara umum tidak ada laporan yang berkaitan dengan permasalahan TKI pascabencana besar yang melanda "Negeri Matahari Terbit" itu. Ia menjelaskan, mayoritas TKI di Jepang merupakan pekerja magang yang semuanya telah diasuransikan.
"Jumlahnya ada sekitar 17 ribu pemagang dan semua diasuransikan, sehingga relatif lebih terjamin," katanya didampingi Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat, Abdul Kadir Karding. Namun, lanjut dia, hal lain yang justru dikhawatirkan nanti yakni jika perusahaan tempat bekerja para tenaga magang ini mengalami masalah likuiditas.
Ia menuturkan, seluruh penempatan TKI di Jepang berada di bawah kontrol International Manpower Development of Medium and Small Enterprises atau IMM. "Bila terjadi sesuatu terhadap perusahaan tempat TKI bekerja, maka harus segera diupayakan pemindahan," kata Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa itu.