REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO-Perkiraan awal terhadap kerugian akibat gempa bumi dan tsunami yang melanda Jepang mencapai kisaran puluhan miliar dolar, atau ratusan triliun rupiah. Ini menjadi pukulan besar bagi perekonomian Jepang yang tahun lalu melorot ke peringkat ketiga besar dunia setelah digeser Cina.
Perekonomian Jepang selama 20 tahun dalam kondisi sakit. Pemerintah negara tersebut kewalahan mengupayakan pertumbuhan yang kecil di tengah-tengah perlambatan perekonomian, yang diakibatkan besarnya utang publik yang mencapai 200 persen dari GDP (produk domestik bruto). Angka ini merupakan yang terbesar di antara negara-negara industry.
“Dalam jangka pendek, pasar akan menderita dan saham akan terjun. (Perekonomian) Jepang yang sebelumnya telah melemah dan dibayangi Cina kini mendapatkan pukulan terakhir dari bencana ini,” kata Koetsu Aizawa, profesor ekonomi dari Saitama University.