Senin 14 Mar 2011 13:10 WIB

India Importir Terbesar Senjata Dunia

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungan ke India
Foto: Reuters/B Mathur
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungan ke India

REPUBLIKA.CO.ID,STOCKHOLM - India selama lima tahun terakhir menjadi importir senjata terbesar di dunia. Demikian kata satu laporan yang dipulikasikan pada Senin (14/3). Laporan itu juga menunjukkan bahwa para produsen utama senjata berebut untuk berjualan di India.

"India adalah importir senjata terbesar di dunia." kata lembaga Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) dalam satu laporan. "India menerima sembilan persen volume transfer senjata internasional pada 2006-2010 dengan Rusia mengirimkan 82 persen impor senjata India."

Impor senjata India melonjak 21 persen dibanding periode lima tahun sebelumnya dengan 71 persen nilai impor untuk belanja pesawat terbang. China dan Korea Selatan berada di peringkat kedua dengan masing-masing menyumbangkan enam persen impor senjata global. ''Posisi berikutnya Pakistan yang impornya meningkat hingga 128 persen dari periode 2001-2005 yaitu sebesar lima persen dari impor senjata dunia,'' kata lembaga itu.

Siemon Wezeman dari Program Transfer Senjata lembaga itu menjelaskan bahwa impor senjata konvensional India sebagian besar didorong oleh rivalitas dengan Pakistan dan China serta juga tantangan keamanan di dalam negeri. "Sebagai importir, India menuntut adanya keseimbangan dan transfer teknologi kepada industri persenjataannya sendiri," katanya dalam pernyataan itu dan menambahkan bahwa para produsen yang saling berkompetisi menyetujui tuntutan India tersebut.

Amerika Serikat tetap menjadi pengekspor peralatan militer terbesar dunia dengan menguasasi 30 persen ekspor senjata global pada 2006-2010. Sebanyak 44 persen penjualan senjata dunia ke kawasan ASIA dan Oseania. ''Terjadi kompetisi ketat antara perusahaan dan negara penjual utama senjata di dunia,'' tambah lembaga itu.

Negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara yang mengalami pergolakan dalam beberapa pekan terakhir ini dianggap sebagai pasar potensial yang menguntungkan bagi eksportir senjata. ''Terutama karena ketegangan di kawasan itu yang "memicu permintaan sekaligus kekhawatiran itu," tulis SIPRI. ''Impor senjata terutama berjumlah besar di Uni Emirat Arab, Israel, Mesir dan Aljazair. Sementara, impor senjata Arab Saudi dan Maroko diperkirakan meningkat pesat dalam beberapa tahun mendatang."

''Terjadi juga ketergesaan untuk menjual senjata ke Libya,'' tulis lembaga itu. "Meski Libya hanya memesan dengan jumlah terbatas senjata-senjata konvensional setelah pencabutan embargo senjata PBB pada 2003, dalam beberapa tahun belakangan, negara itu menjadi gambaran yang istimewa dari kompetisi antara para produsen utama seperti Prancis, Italia, Rusia dan Inggris."

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement