Selasa 15 Mar 2011 09:54 WIB

Tsunami Jepang Terlantarkan Seratus Ribu Anak

Salah satu lokasi pengungsian korban tsunami Jepang di Sendai
Foto: Reuters
Salah satu lokasi pengungsian korban tsunami Jepang di Sendai

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Kelompok Save the Children memperingatkan, Senin (14/3), bahwa sebanyak 100 ribu anak telah terlantar setelah gempa dan tsunami yang telah merusak sebagian besar pantai di bagian timurlaut Jepang. Stephen McDonald, yang memimpin tanggapan atas bencana dari yayasan amal Inggris itu, mengatakan, "Kami sangat khawatir bahwa sebanyak 100.000 anak telah terlantar karena gempa dan tsunami Jumat lalu itu."

"Rumah mereka mungkin telah hancur dan banyak dari mereka akan berlindung di pusat-pusat evakuasi yang penuh sesak." "Kami hanya dapat membayangkan bagaimana pengalaman yang menakutkan dari beberapa hari terakhir ini akan mendera mereka."

"Ada juga risiko bahwa beberapa dari mereka akan menjadi terpisah dari orang tua dan anggota-anggota keluarga mereka karena bencana itu." Gempa berkekuatann 9,0 SR itu -- yang terbesar dalam sejarah Jepang -- menghantam lepas pantai pulau penting negara itu, Honshu, Jumat (11/3), memicu gelombang tsunami 33 kaki (10 meter) yang menghanyutkan rumah, jalan, mobil setelah menghempas ke garis pantai Pasifik.

Save the Children menyatakan banyak orang muda yang telah berbicara dengan mereka mengenai ketakutan anak-anak remaja untuk pulang ke rumah mereka, kenyataan bahwa mereka telah kehilangan teman-teman mereka, dan bagaimana menyedihkan mereka akan pergi kembali ke sekolah.

Ribuan orang dilaporkan tewas dan hilang akibat gempa dan tsunami, sementara mereka yang selamat kini dikhawatirkan oleh kemungkinan terkena radiasi zat-zat radioaktif yang bocor dan tertiup angin dari reaktor tenaga nuklir di negara itu.

Yayasan itu -- yang telah melancarkan permintaan bantuan 1 juta pound (1,6 juta dolar) Jumat untuk membantu anak-anak di Jepang -- sudah memiliki beberapa tim yang bekerja di negara itu, termasuk satu tim di kota pantai Sendai, salah satu tempat yang paling parah terkena hantaman bencana.

Tim-tim itu membentuk jaringan tempat-tempat yang bersahabat dengan anak yang diawaki oleh para sukarelawan terlatih dan dilengkapi dengan boneka dan permainan, untuk membantu mereka pulih dari trauma bencana, kata yayasan tersebut.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement