REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Korea Utara mengatakan kepada seorang utusan Rusia yang berkunjung bahwa pihaknya bersedia mendiskusikan program pengayaan uranium dalam pembicaraan perlucutan senjata enam negara, kata media nasional pada Selasa (15/3).
"Korut bersedia datang ke pembicaraan enam negara tanpa syarat," menurut pernyataan kementerian luar negeri di Pyongyang yang disiarkan kantor berita nasional KCNA.
Dalam pembicaraan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexei Borodavkin, Korut mengatakan pihaknya tidak akan "keberatan terhadap masalah program pengayaan uranium" agar dibicarakan dalam forum pembicaraan enam pihak, mengutip kata juru bicara kementerian itu.
Utusan Rusia berkunjung ke Korut dari Jumat hingga Senin, bertemu dengan Menlu Korut Pak Ui-Chun dan sejumlah pejabat setempat, menurut laporan kantor berita Korsel, Yonhap. Pyongyang menimbulkan kekhawatiran keamanan pada November ketika mengumumkan instalasi uranium yang beroperasi kepada beberapa pakar Amerika Serikat saat mereka berkunjung.
Korut mengatakan hal itu merupakan proyek energi damai tetapi para pakar mengatakan Pyongyang dapat memiliki pilihan untuk membuat bom atom selain pasokan plutonium yang tersedia. Diskusi enam pihak merupakan forum pembicaraan mengenai kekhawatiran yang mengancam keamanan kawasan Asia Timur akibat dari program senjata nuklir Korut. Partisipan dari forum itu antara lain Amerika Serikat, Rusia, China, Jepang, Korea Utara dan Korea Selatan.