Selasa 15 Mar 2011 15:03 WIB

Awak AL AS Terekspos Radiasi Nuklir Jepang

kapal Induk AS meninggalkan Jepang
kapal Induk AS meninggalkan Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (AS) pada Senin telah menjauhkan kapalnya dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Jepang setelah sejumlah awak terpapar oleh radiasi. Kapal induk pengangkut pesawat tempur USS Ronald Reagan merupakan salah satu kapal AS di lepas pesisir Jepang dalam merespon misi kemanusiaan akibat dari bencana gempa bumi dan tsunami besar pada Jumat lalu.

"Sumber radioaktif udara itu berasal dari kepulan asap radioaktif yang keluar dari PLTN Fukushima No.1," menurut pernyataan yang disiarkan dalam jejaring Armada Ketujuh AL atau 7th Fleet. "Kemungkinan dosis radiasi maksimal yang terkena oleh awak kapal kapal ketika melewati wilayah itu kurang dari paparan radiasi yang diterima kurang dari satu bulan eksposur radiasi berlatar belakang alam dari sumber seperti batu, tanah, dan matahari," tambahnya.

Hasil pengujian pada tiga awak helikopter yang kembali ke kapal induk setelah melakukan misi di dekat Sendai sementara ini "teridentifikasi radioaktif berkadar rendah pada 17 awak udara," menurut pernyataan. "Radioaktif rendah dapat mudah dibersihkan dari awak yang terkena dengan menggunakan sabun dan air. Mereka kemudian dipantau, dan tidak terdeteksi adanya sisa lanjutan kontaminasi," tambahnya.

Puluhan ribu warga sudah dievakuasi dari zona radius 20 kilometer PLTN Fukushima No.1, 250 kilometer timur laut dari Tokyo. Pernyataan Armada Ketujuh, setelah laporan media yang menyebutkan anggota awak kapal terpapar oleh radiasi, mengatakan telah mendeteksi "kontaminasi berkadar rendah di udara dan pada pesawat terbang yang beroperasi di wilayah tersebut."

Kapal induk Ronald Reagan beroperasi di laut sekitar 160 kilometer timur laut dari PLTN pada saat itu, menurut pernyataan, tanpa merinci kapan eksposur tersebut terjadi. Kapal induk itu dan beberapa kapal armada lain di wilayah itu pindah menjauh dari arah angin lokasi kejadian untuk meninjau situasi dan memastikan langkah mitigasi tepat yang perlu dilakukan.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement