Selasa 15 Mar 2011 20:42 WIB

Di Detik Terakhir, 9 WNI Menunda Kepulangannya ke Tanah Air

Helikopter Angkatan Udara Jepang berusaha mendarat di dekat bangunaan yang porakporanda di  Minamisanrikucho, Prefektur Miyagi, Sabtu (12/3)
Foto: AP
Helikopter Angkatan Udara Jepang berusaha mendarat di dekat bangunaan yang porakporanda di Minamisanrikucho, Prefektur Miyagi, Sabtu (12/3)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - KBRI Tokyo semula akan mengevakuasi 103 pada Selasa (15/3) dengan menggunakan Garuda Indonesia GA 885. Tapi dalam detik-detik terakhir, sebanyak sembilan WNI memilih untuk menunda kepulangan mereka ke Tanah Air.

KBRI Tokyo melaporkan sebanyak 94 WNI korban gempa bumi dan tsunami Jepang yang akhirnya diterbangkan ke Indonesia pada Selasa pagi dari Narita Airport dengan Garuda Indonesia GA 885. Evakuasi ke Indonesia sebelumnya direncanakan bagi 103 WNI. Namun karena alasan pribadi dan kesehatan, sebanyak sembilan WNI menunda kepulangan mereka ke Indonesia pada detik terakhir.

KBRi juga menyebutkan lima ABK asal Iwate menambah jumlah rombongan WNI pengungsi ini. Rombongan evakuasi didampingi oleh Sekretaris Kedua Protokol Konsuler KBRI Tokyo dan dijadwalkan tiba di Jakarta pada pukul 17.50 WIB. Karena mayoritas pengungsi tidak memiliki dokumen perjalanan paspor, maka KBRI Tokyo menerbitkan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) sebagai dokumen perjalanan sementara pengganti paspor.

Dalam rilisnya, KBRI pun melaporkan bahwa pemerintah Jepang dan operator PLTN, Tokyo Electric Power Co. (TEPCO), terus berusaha untuk mendinginkan unit-unit reaktor pada Fukushima I dengan cara memasukkan air laut. Karena, sistem pendinginan otomatis gagal bekerja. Adapun, semua unit reaktor pada Fukushima II dilaporkan tidak lagi berada dalam status membahayakan karena sistem pendinginan telah berjalan.

sumber : www2.indonesianembassy.jp
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement