REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Sejumlah wisatawan tujuan mancanegara mulai mengalihkan perjalanan wisatanya ke Cina dan Korea, akibat bencana gempa dan tsunami di Jepang (11/3). "Saat ini, tidak mungkin Jepang siap menerima kunjungan wisatawan internasional, mengingat sampai sekarang kondisi di sana masih tidak aman," kata Vice President Wisata Dewa (Wita) Tour and Travel, Benny Sidharta, ketika ditanya terkait dampak terjadinya gempa dan tsunami Jepang terhadap perkembangan pariwisata Indonesia, di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, pengalihan rute perjalanan ke China - Korea pada umumnya dilakukan oleh masyarakat di sejumlah negara yang ingin berwisata ke Jepang.
"Memang Jepang memiliki beragam tempat menarik, tetapi saat ini akses menuju objek wisata di sana sulit," ujarnya.
Sementara itu, jelas dia, bagi pelaku usaha di pasar perdagangan internasional yang mempunyai bisnis di Jepang mereka tetap memilih terbang ke sana.
"Akan tetapi, mereka terpaksa menunda perjalanannya sampai kondisi di Jepang benar - benar dinyatakan aman," imbuhnya.
Terkait pemilihan China dan Korea, Ketua Dewan Pariwisata Indonesia (Depari) Jatim, Yusak Anshori mengungkapkan, kedua negara tersebut potensial sebagai pengganti Jepang. "Apalagi, budaya dan kondisi alam di China maupun Korea sangat mirip dengan Jepang," paparnya.
Terkait masa pemulihan situasi di Jepang pascagempa dan tsunami (11/3), ia memprediksi, seluruh aspek perekonomian termasuk pariwisata di Negara Sakura itu membutuhkan waktu sekitar 3 tahun. "Selama masa pemulihan tersebut, Indonesia memiliki peluang bagus asal melakukan strategi promosi yang tepat ke negara yang menjadi pangsa pasar pariwisata Jepang," ucapnya.
Di sisi lain, tambah dia, melihat sejumlah permasalahan serius yang terjadi di Jepang, Depari memperkirakan terjadi penurunan 25 persen jumlah wisatawan mancanegara ke Jatim, khususnya dari Jepang.
Di lain pihak, terkait banyaknya kunjungan wisatawan Jepang ke Jatim, Kepala Badan Pusat Statistik Jatim, Irlan Indrocahyo mengemukakan, selama Januari 2011 terdapat 472 orang. Besaran tersebut meningkat 20,72 persen dibandingkan periode sama tahun 2010.
"Selama ini, angka kunjungan wisatawan berkebangsaan Jepang ke Jatim menempati peringkat kelima dari 10 negara yang aktif mendatangi beragam objek wisata di provinsi ini," katanya.
Untuk peringkat pertama tingkat kunjungan wisatawan asing ke Jatim, lanjut dia, ditempati wisatawan asal Malaysia yang mencapai 2.947 orang selama Januari 2011. Diikuti Singapura dengan 997 orang, China 786 orang, dan Taiwan 517 orang pada periode sama tahun ini.