Rabu 16 Mar 2011 14:12 WIB

Pekerja PLTN Fukushima Mulai Dievakuasi

Ledakan di pembangkit listrik tenaga nuklir, Fukushima no 1, Tokyo
Foto: GCN Live.com
Ledakan di pembangkit listrik tenaga nuklir, Fukushima no 1, Tokyo

REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO - Para pekerja yang tengah berjuang keras menjaga krisis di PLTN Fukushima, Jepang, sementara dievakuasi pada Rabu (16/3) waktu setempat. Evakuasi dilakukan karena tingkat radiasi mulai meningkat. Demikian disebutkan oleh pejabat dari Badan Keamanan Nuklir.

"Sekitar pukul 10.40 pagi kami telah memerintahkan agar pekerja dievakuasi. Karena, data radioaktif meningkat di sekitar pintu gerbang PLTN," ujar pejabat itu dalam konferensi pers yang disiarkan oleh jaringan televisi setempat.

KBRI Tokyo sebelumnya melaporkan kecelakaan di reaktor Fukushima Unit 1 sampai 4 termasuk dalam skala 4 dalam INES (International Nuclear and Radiological Event Scale). Hal ini berarti lingkup kecelakaan masih berada di sekitar PLTN Fukushima. Kecelakaan ini telah mengakibatkan rusaknya gedung reaktor, suppression pool (kolam penurun tekanan) dan kebakaran pada gedung reaktor yang berfungsi untuk menyimpan bahan bakar bekas.

Ledakan yang terjadi adalah gas hidrogen yang terakumulasi akibat reaksi air dengan selongsong bahan bakar pada suhu tinggi. Namun, pengungkung reaktor masih terjaga integritasnya dan mampu menahan bahan bakar nuklir dan menjaga agar zat radioaktif yang keluar ke lingkungan minimal.

Terhadap kecelakaan ini, Pemerintah Jepang memutuskan radius aman evakuasi sejauh 20 km dari PLTN. Jepang juga menghimbau warganya yang berada antara 20-30 km untuk tetap tinggal di rumah.

Kecelakaan ini tidak sampai mengakibatkan kecelakaan yang lebih serius seperti kejadian Chernobyl yang masuk dalam skala 7. Atau, peristiwa Three Mile Island yang masuk dalam skala 5 INES. Skala 5 menyebabkan lelehnya bahan bakar di teras.

Pemerintah Jepang saat ini mengatakan bahwa beberapa bahan bakar rusak di kecelakaan ini. Tetapi, belum ada keterangan resmi apakah telah terjadi pelelehan bahan bakar.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement