REPUBLIKA.CO.ID,MANAMA– Tentara dan polisi, menggunakan gas air mata dan kendaraan lapis baja, Rabu, menyerbu ratusan demonstran antipemerintah yang menduduki Taman Mutiara di pusat kota Manama, ibukota Bahrain. Serangan ini dilakukan sehari setelah pemerintah menetapkan keadaan darurat. Setidaknya enam orang tewas dalam penyerbuan ini, demikian disampaikan pejabat dan para saksi.
Serangan besar-besaran ini dilakukan dini hari. Taman Mutiara selama ini menjadi pusat protes terhadap kekuasaan kerajaan Bahrain yang mulai pecah lebih dari sebulan silam. Kepulan gas air mata memenuhi jalanan dan asap hitam mengepul dari tenda-tenda demonstran yang terbakar.
Saksi mengatakan setidaknya dua pemrotes tewas saat penyerbuan. Petugas di RS Ibnu Nafees mengatakan seorang pemrotes lainnya meninggal di rumah sakit karena luka tembak di punggung.
Sementara itu, televisi pemerintah Bahrain melaporkan dua polisi tewas. Mereka ditabrak oleh kendaraan setelah penyerbuan. Menteri Dalam Negeri mengatakan seorang polisi lainnya juga tewas, namun tak dijelaskan penyebabnya.
Belum jelas apakah penyerbuan ini melibatkan tentara asing dari Negara Teluk yang memang diterjunkan ke Bahrain untuk membantu kerajaan Suni Bahrain mengatasi demonstrasi dari warganya yang mayoritas Syiah. Demonstran menuntut diakhirinya kekuasaan dinasti Suni di negara tersebut.