Rabu 16 Mar 2011 21:00 WIB

Bentrokan Pasukan Bahrain & Pemrotes Tewaskan Empat Orang

Demonstrasi di pusat kota Bahrain
Foto: AP
Demonstrasi di pusat kota Bahrain

REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA - Pasukan Bahrain yang didukung helikopter-helikopter melepaskan tembakan gas air mata terhadap para pemerotes , Rabu (16/3) untuk mengusir para pemrotes dari satu kamp yang menjadi simbol pemberontakan kelompok Syiah yang telah menewaskan empat orang. Sumber-sumber rumah sakit mengatakan dua polisi dan dua pemrotes tewas dalam serangan yang dimulai sehari setelah Bahrain mengumumkan undang-undang darurat untuk menumpas kerusuhan sektarian yang memburuk. Negara itu memintan bantuan Arab Saudi mengirimkan pasukan yang tiba di Manama, Selasa.

Seorang anggota parlemen dari kelompok oposisi terbesar Syiah mengecam serangan pemerintah itu sebagai satu pernyataan perang terhadap masyarakat Syiah. "Ini adalah satu perang penghancuran. Ini tidak pernah terjadi dalam perang dan ini tidak dapat diterima," kata Abdel Jalil, ketua kelompok parlemen Wefaq beranggotakan 18 orang. "Saya melihat peluru-peluru tajam di depan mata saya."

Ia mengatakan sedikitnya lima orang tewas akibat tindakan pasukan keamanan di ibu kota Manama. Tidak ada konfirmasi independen. Amerika Serikat, sekutu dekat Bahrain dan Arab Saudi, menyerukan semua pihak di kerajaan itu menahan diri. Negara itu menjadi pangkalan Armada V AS. AS mengirim Asisten Menlu Jeff Feltman ke Bahrain untuk mendesak diselenggarakan perundingan untuk menyelesaikan krisis itu.

Lebih dari 60 persen penduduk Bahrain adalah anggota Syiah yang mengeluhkan atas diskriminasi yang dilakukan keluarga raja Al Khalifa dari Sunni. Imbauan penggulingan monarki membuat marah minoritas Sunni, yang khawatir bahwa kerusuhan itu dapat membantu berkuasanya kelompok Syiah non Arab Iran.

Helikopter-helikopter terbang di sekitar lokasi itu dan polisi anti huru hara menembakkan gas air mata ketika mereka bergerak sekitar pukul 07:00 waktu setempat di sekitar Taman Mutiara, titik pusat protes selama berminggu-minggu. Para pemuda melemparkan bom-bom bensin ke polisi dekat lokasi itu sementara aparat keamanan itu melepaskan tembakan gas air mata.

Lokasi itu dibersihkan sekitar dua jam tetapi para pemrotes memukul polisi hingga tewas di mobil-mobil mereka ketika mereka lari. Dengan memakai senapan-senapan otomatis dan masker muka berwarna hitam , pasukan keamanan Bahrain juga memblokir beberapa jalan termasuk jalan utama menuju daerah Syiah, Sitra. Jalan-jalan sepi, toko-toko tutup dan rakyat antre di ATM.

Polisi anti huru hara memblokir akes ke rumah sakit Salmaniya, di mana banyak korban sipil yang telah dirawat sebelumnya, dan para saksi mata mengatakan akses ke pusat-pusat kesehatan lainnya juga diblokir. Tidak tampak pasukan Arab Teluk yang diundang oleh pemerintah untuk membantu terlibat dalam operasi itu. Bahrain dilanda kerusuhan terburuknya sejak tahun 1990-an setelah para pemrotes turun ke jalan-jalan bulan lalu, diilhami oleh pemberontakan-pemberontakan yang telah menggulingkan para pemimpin Tunisia dan Mesir.

Tetapi tindakan keras terbaru itu memicu peningkatan krisis antara mayoritas Syiah dan minoritas Sunni yang berkuasa dan dengan tibanya pasukan Arab Saudi menandakan bahwa konflik di Bahrain adalah bagian permusuhan di kawasan itu antara negara Arab Teluk Sunni dan Iran yang non Arab yang Syiah.

Tidak seperti negara-negara itu, di mana penduduk mayoritas Sunni bersatu melawan rezim itu, Bahrain terpecah berdasarkan garis sektarian, yang menimbulkan risiko tergelincir dalam konflik sipil. Aksi kekerasan antara para pemuda yang bersenjata kayu, golok dan batu merupakan kejadian sehari-hari , yang memakas Universitas Bahrain dan banyak sekolah diliburkan untuk mencegah terjadi kerusuhan lebih jauh.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement