Rabu 16 Mar 2011 19:20 WIB

Spanyol Kaji Keamanan Pembangkit Nuklir

REPUBLIKA.CO.ID,MADRID--Pemerintah Spanyol, Rabu, mengatakan akan meninjau keamanan di enam pembangkit listrik tenaga nuklirnya, menyusul bencana di Jepang. "Sebuah peninjauan dari sistem keamanan semua reaktor di negara ini akan dilakukan untuk belajar sebanyak mungkin dari pelajaran terkait apa yang terjadi di Jepang," kata Menteri Perindustrian Miguel Sebastian kepada parlemen.

"Secara khusus, survei seismik tambahan tersebut telah diminta, termasuk juga penelitian mengenai risiko banjir." Namun, ia mengatakan pembangkit atom negaranya "aman." Perdana Menteri Sosialis Jose Luis Rodriguez Zapatero mengatakan kepada parlemen bahwa pemerintah telah membentuk sebuah "unit pengawasan" yang akan tetap "memiliki kontak dengan warga Spanyol di Jepang, untuk memberikan dukungan penuh kepada para pekerja di

Pemerintah Jepang ... dan menilai konsekuensi dari apa yang terjadi pada sistem nuklir Jepang."

Zapatero bersumpah dalam pemilihan umum tahun 2004 dan 2008 untuk secara bertahap menghapus tenaga nuklir saat umur enam PLTN negara itu kadaluarsa. Tapi dia melunakkan pandangannya, dan pada bulan Juli 2009 pemerintah mengatakan akan memperpanjang izin operasi untuk pabrik Garona selama dua tahun sampai dengan Juli 2013.

Dibangun pada tahun 1971, reaktor itu adalah reaktor nuklir tertua negara itu. Ekologists In Action, sebuah kelompok utama lingkungan hidup Spanyol, Selasa, mendesak pemerintah untuk menutup pabrik Garona, yang digambarkan sebagai "kembaran" dengan reaktor Fukushima Jepang yang dihantam gempa. "Bagi Ekologists in Action, apa yang terjadi di Jepang menandai (fase) sebelum dan sesudah pembangkit tenaga nuklir," katanya.

"Tidak ada dengan serius bisa membantah bahwa Garona - yang berada dalam kondisi yang lebih buruk daripada yang reaktor Fukushima No.1 Jepang - bisa terus beroperasi selama beberapa tahun lagi," menurut organisasi itu dalam sebuah pernyataan. Greenpeace pada Minggu juga mendesak pemerintah Spanyol untuk teguh pada janjinya guna menutup pabrik nuklir negara itu di tengah krisis di Jepang.

"Apa yang telah terjadi di Jepang mengingatkan kita bahwa energi nuklir sangat berbahaya, bahkan jika dikembangkan di negara sangat maju seperti Jepang," kata direktur kampanye anti-nuklir Greenpeace di Spanyol, Carlos Bravo kepada televisi publik TVE. Pekerja Jepang yang berjuang untuk menahan krisis di Fukushima kembali bekerja pada Rabu setelah evakuasi sementara karena tingkat radiasi yang lebih tinggi.

sumber : antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement