REPUBLIKA.CO.ID,MANILA--Filipina, Rabu mengatakan pihaknya tidak berencana untuk mengevakuasi lebih dari 300.000 warganya di Jepang saat krisis nuklir kian parah di negara itu. Menteri Luar Negeri Abert del Rosario mengatakan mereka yang merasa cemas akan kemungkinan terkena radiasi perlu pulang dengan biaya mereka sendiri. "Tidak ada pemulangan yang bersifat wajib," kata del Rosario kepada wartawan.
Ledakan dan kebakaran di satu pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Jepang akibat gempa dan tsunami Jumat lalu, memicu tingkat radiasi yang berbahaya pekan ini. Ancaman radiasi menyebabkan pemerintah-pemerintah asing termasuk China dan Eropa mulai mengevakuasi para warga mereka.
Kementerian luar negeri juga mengeluarkan satu pernyataan yang mengatakan pihaknya akan mengikuti anjuran pemerintah Jepang dalam memutuskan apakah perlu melakukan evakuasi massal warga Filipina. "Jika, seperti yang ditetapkan para pejabat Jepang, relokasi dan repatriasi diperlukan, pemerintah Filipina akan mengeluarkan dana untuk menangangi tindakan-tindakan yang diperlukan," kata pernyataan itu.
Del Rosario juga mengatakan mereka yang selamat dari gempa dan tsunam Fiipna yang telah kehilangan segalanya akan pulang ke rumah-rumah mereka atas kemauna mereka sendiri, karena pemerintah tidak dapat membayar biaya bagi pesawat terbang. "Kementerian tidak memiliki dana sendiri."
Ada seitar 306.000 warga Filipina di Jepang, menurut kemlu. Sekitar sembilan juta warga Filipina bekerja di luar negeri, memperoleh penghasilan yang lebih besar ketimbang jika bekerja di dalam negeri mereka.