REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe mengatakan Selasa (15/3) bahwa beberapa negara Arab siap ambil bagian terkait operasi militer melawan pemimpin Libya Kolonel Muammar Qadafi. "Hanya dengan menggunakan kekerasan dapat menghentikan Qadafi," ujar Juppe dalam situs kementeriannya.
"Beberapa negara arab telah menyatakan kesiapanya bahwa mereka akan mengambil bagian," tambahnya. Namun, Juppe tidak menyebutkan negara Arab mana saja yang dia maksudkan itu. Kementerian Luar Negeri Prancis membenarkan penyataan menterinya tersebut.
Prancis berjuang menggalang dukungan terkait idenya mengenai operasi militer di Libya, meskipun kecil, melawan Kolonel Qadafi. Pada Selasa, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moskow tidak akan membuat keputusan apapun tentang tindakan tersebut, sampai pihaknya mendengar "informasi lebih konkret" tentang kontribusi negara Arab sebagai bentuk dukungan terhadap anti-Qadafi.
"Kami mengharapkan ide-ide tambahan," kata Lavrov kepada wartawan di Paris setelah melakukan pertemuan dengan Juppe dan diplomat top lainnya disela-sela pertemuan G8. Minggu lalu, Liga Arab meminta PBB untuk mengeluarkan larangan terbang untuk Libya.
Seperti gerakan pemberontak, tetapi hancur di Libya, Juppe mengatakan bahwa hal tersebut adalah "mendesak" untuk mencari jalan yang efektif untuk mendukung oposisi melawan Kolonel Qadafi. Juppe menambahkan "tidak cukup" hanya sekadar memproklamasikan bahwa Qadafi harus pergi. "Kita harus menemukan cara yang efektif untuk mereka (para pemberontak) yang mengangkat senjata melawan kediktatoran," tegasnya.