REPUBLIKA.CO.ID, JAKART - Sudan membutuhkan tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk membangun perekonomian negeri itu, kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat di Jakarta, Rabu (16/3). "Potensi ekonomi Sudan sangat menjanjikan. Kami membutuhkan banyak TKI di sektor kesehatan, konstruksi, dan pertanian," katanya mengutip keterangan Duta Besar (Dubes) Sudan untuk Indonesia Ibrahim Bushro Muhammad dalam pertemuannya di Jakarta.
Menurut dia, Dubes menegaskan pemerintah dan kalangan swasta di negaranya banyak yang menginginkan pekerja asal Indonesia. Dubes mencontohkan pengusaha konstruksi di kota Khartoum, Sudan, memintanya membantu mengirimkan tenaga kerja Indonesia (TKI) berpengalaman.
Permintaan tenaga kesehatan, katanya, juga amat dibutuhkan akibat banyak pembangunan rumah sakit pemerintah dan swasta saat ini di Sudan. Atas permintaan itu, Jumhur mengatakan sebelumnya Dubes Indonesia untuk Sudan Sujatmiko mengabarkan pemerintah Sudan meminta 120 tenaga perawat yang akan dipekerjakan di rumah sakit Al Sharg Nile di Khartoum.
"Kami sedang mempersiapkan 120 TKI perawat. Kami lebih senang jika perawat kami bisa bekerja di negara Muslim seperti Sudan," kata Jumhur. Jumhur meminta Dubes Sudan agar mengirimkan undang-undang bidang ketenagakerjaan yang mengatur soal perlindungan tenaga kerja asing yang bekerja di Sudan.
"Kami sudah mempunyai aturan ketenagakerjaan. Minggu depan, akan kami kirimkan ke BNP2TKI," kata Ibrahim. Ibrahim juga mengundang Jumhur ke Sudan untuk berdialog baik dengan instansi pemerintah maupun swasta terkait dengan permintaan TKI.