Kamis 17 Mar 2011 06:40 WIB

Bencana Jepang, Kerugian Asuransi 12-25 Miliar Dolar

Dampak gempa dan tsunami Jepang
Foto: AP
Dampak gempa dan tsunami Jepang

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Bencana gempa bumi dan tsunami Jepang pekan lalu telah mengakibatkan kerugian pertanggungan (asuransi) sebesar antara 12 miliar hingga 25 miliar dolar Amerika Serikat, perusahaan penilaian risiko EQECAT mengatakan Rabu. EQECAT mengatakan gempa bumi berkekuatan 9,0 skala richter yang melanda Jepang pada Jumat dan diikuti tsunami besar menimbun "kerugian yang signifikan" bagi industri asuransi.

"EQECAT perkiraan total kerugian pertanggungan sebesar 12 - 25 miliar dolar AS," kata perusahaan itu. "Ini perkiraan kerugian meliputi dampak guncangan gempa bumi, berikutnya tsunami dan kebakaran, dan kerugian untuk mobil, laut, kehidupan, dan bentuk asuransi kecelakaan pribadi," katanya.

Tapi perkiraan kerugian tidak termasuk perkembangan krisis nuklir sejauh Jepang berlomba untuk mencegah bencana di pembangkit listrik tenaga nuklir yang dilanda gempa. "Perkiraan ini tidak memperhitungkan kerugian yang terkait dengan darurat nuklir saat ini pada pembangkit listrik di wilayah tersebut," kata perusahaan.

EQECAT memperkirakan bahwa antara 2,0 miliar hingg 4,0 miliar dolar dari kerugian tertanggung diperkirakan akan ditanggung oleh Japan Earthquake Reinsurance Pool (Pool Reasuransi Gempa Jepang) milik pemerintah, mengurangi total kerugian asuransi properti non-kehidupan di Jepang.

Gempa bumi paling kuat yang melanda Jepang yang memicu tsunami besar menyapu mobil, struktur dan kapal di sepanjang pantai timur, dan berdampak ke kota-kota pesisir di Pasifik sejauh California Utara.

Prefektur-prefektur di mana gerakan tanah paling kuat, pengukuran berkekuatan 6,0 pada skala intensitas seismik Badan Meteorologi Jepang (JMA), adalah Chiba (utara) dan Ibaraki, Tochigi, Fukushima, Miyagi dan Iwate (selatan), perusahaan pemodelan risiko mencatat. Tapi prefektur dengan pengamatan signifikan berkekuatan 5,0 termasuk Tokyo, Kanagawa, Saitama, Niigata, Yamagata, dan Aita.

"Pembedaan ini penting -- kerusakan paling parah properti dan aset yang berada di daerah dengan JMA 6, namun kawasan JMA 5 diperkirana memiliki kantong kerusakan tersebar di seluruh wilayah," kata perusahaan. Bagian terbesar dari kerugian tertanggung akan ditanggung oleh pasar asuransi properti, yang memberikan asuransi gempa bumi untuk individu dan bisnis di Jepang, katanya.

sumber : antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement