REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Warga Negara Indonesia yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di Jepang sebanyak 21 orang masih belum diketahui nasibnya. "Baru 24 orang yang dikonfirmasi selamat," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalega.
Mereka yang selamat adalah 8 orang dari kapal Taikimaru, 7 orang dari kapal Shinko Maru 78 dan 9 ABK dari KM TBI Jaya. "Empat ABK dari kapal Kapal Kunimaru No 3 tidak diketahui nasibnya sejak Ahad (13/3), terdapat juga 17 ABK dari kapal Yahata Maru No 3 yang hilang kontak sejak Jumat (11/3) lalu," kata Marty.
Namun, katanya, data ini sifatnya dinamis dan akan terus berkembang dan diperbarui.
Ia juga menjelaskan, sebanyak 330 Warga Negara Indonesia yang tinggal di tiga wilayah yang terkena gempa bumi 8,9 skala Richter dan tsunami di Jepang sudah diketahui keberadaannya, demikan dikatakan , Rabu.
"Ada 496 WNI di tiga daerah terparah yang terkena gempa di Jepang dan 330 di antara mereka sudah terdeteksi keberadaannya," kata Marty.
Ia menyebutkan bahwa dari 274 WNI di prefektur Miyagi, 256 orang diketahui selamat, sementara di Iwate, dari 140 WNI sudah 50 orang yang diketahui keberadaannya dan dari 82 WNI di Fukushima, 24 orang dikonfirmasi selamat.
"Artinya masih ada 166 WNI yang masih harus dicek keberadaannya, semoga angka tersebut bisa semakin dikurangi dari proses verifikasi dan pelaporan yang kami terima," ujar Marty.