REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA - Bahrain setidaknya menahan empat pemimpin oposisi pada Kamis pagi, termasuk Hassan Mushaima dari gerakan Syiah garis keras Haq, yang telah menyerukan bagi diakhirinya sistem monarki di Bahrain, kata para anggota kelompok oposisi Syiah terbesar Wefaq.
Anggota parlemen Wefaq, Mattar Ibrahim, membenarkan penahanan-penahanan itu kepada Reuters melalui telepon, dan menambahkan bahwa pasukan keamanan juga menangkap Ibrahim Sharif, ketua partai sayap kiri sekuler Waad.
Namun Kementerian Dalam Negeri Bahrain tak segera bisa dihubungi untuk diminta komentarnya.
Pasukan Bahrain mulai membersihkan kawasan keuangan di Manama, ibu kota negara itu, saat sejumlah pemrotes melakukan perlawanan dengan memblokade jalan secara ilegal.
Helikopter militer berputar di udara saat tentara mengawal satu buldozer ke kompleks bisnis pusat keuangan, dan pusat penghubung keuangan di kawasan itu karena banyaknya bank internasional dan perusahaan multinasional besar di lokasi tersebut.
Pasukan keamanan sebelumnya pada Rabu (16/3), menembakkan peluru dan gas air mata untuk mengusir pengunjuk rasa prodemokrasi dari Lapangan Mutiara, yang menjadi tempat berkumpul protes sejak pertengahan Februari.
Sheikh Ali Salman, kepala dari kelompok utama oposisi Syiah pendukung protes, mengatakan rezim kepemimpinan Sunni bertindak seperti pemimpin Libya Muamar Gaddafi dan menggunakan "kekerasan ekstrim" terhadap warga biasa. Beberapa tewas dan sejumlah lainnya luka-luka dalam aksi-aksi protes belakangan ini, yang membuat kesulitan kerajaan Bahrain itu.