REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang (PPI Jepang) mengeluhkan pemberitaan yang berlebihan dari media massa nasional di tanah air pasca gempa dan tsunami yang melanda Jepang. "Kami mahasiswa Indonesia di Jepang sangat menyayangkan berita-berita di beberapa media nasional yang dinilai tidak profesional dalam menyiarkan informasi," kata Ketua Umum PPI Jepang, Fithra Faisal Hastiadi, Kamis.
PPI Jepang mendapati berita-berita tersebut tidak sesuai dengan fakta sebenarnya di Jepang sehingga mengakibatkan keresahan berlebihan bagi masyarakat dan keluarga di tanah air. PPI Jepang mendapati berita yang bisa menimbulkan salah penafsiran bagi masyarakat Indonesia.
Fithra mencontohkan berita tertanggal 15 Maret 2011 dengan judul "881 WNI di Jepang Selamat, 30.636 Belum Diketahui Nasibnya" salah dalam memahami konteks demografi persebaran WNI yang ada.
"Sebab selain keempat perfektur ini, Miyagi, Iwate, Fukushima, Aomori, kondisi WNI di lokasi lain tidak mengalami gangguan yang berarti. Angka 30.636 orang adalah salah konteks," katanya. Dia melanjutkan pemberitaan tersebut menyebabkan kecemasan yang berlebihan dari para keluarga di tanah air yang mempunyai anggota keluarga berada di Jepang.
"Salah satu akibatnya adalah Posko Crisis Center KBRI Tokyo banyak sekali menerima permintaan konfirmasi terkait berita-berita tersebut, padahal KBRI Tokyo telah menyediakan informasi di situsnya," kata staf pengajar Universitas Indonesia itu.
Oleh karena itu, PPI Jepang meminta kepada media nasional agar lebih profesional dalam berpedoman pada Kode Etik Jurnalistik (KEJ) dan Undang-Undang Pers. "Salah satunya dengan menyiarkan berita secara informatif, berimbang serta diambil dari sumber-sumber yang kredibel," kata Fithra.
PPI Jepang menghimbau agar segala informasi mengenai kondisi WNI di Jepang dapat dirujuk melalui satu sumber yaitu Posko Crisis Center Kedutaan Besar RI Tokyo dengan akses informasi melalui situs KBRI Tokyo, Twitter @KBRITokyo dan Facebook Kbri Tokyo.
Fithra menjelaskan bencana gempa, tsunami, dan meledaknya PLTN Fukushima hanya berdampak langsung pada perfektur-perfektur di daerah utara Pulau Honshu, seperti Miyagi, Iwate, Fukushima, Aomori.
"Sedangkan secara umum kondisi di daerah selain itu, termasuk Tokyo, Osaka, Hiroshima, Fukuoka, di mana masyarakat Indonesia paling banyak berkumpul, dilaporkan aman dan tak ada korban," katanya. KBRI sendiri telah berhasil mengevakuasi dan memulangkan lebih dari 100 WNI asal Sendai, Perfektur Miyagi ke Indonesia.
"Dan sampai saat ini, KBRI sedang mengevakuasi WNI lainnya di kota-kota di utara, seperti Iwate, Fukushima, Kesennuma, dan sebagainya. Selengkapnya bisa diakses di situs KBRI Tokyo," lanjutnya.