REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Grup Tujuh negara-negara industri (G7) Jumat (18/3) sepakat untuk bersama-sama mengintervensi dalam pasar mata uang Jepang untuk membendung kenaikan tajam yen yang menyulitkan perjuangan Jepang dari kehancuran, yang diakibatkan gempa bumi yang menghancurkan dan krisis nuklir.
"Melihat yen bergerak setelah peristiwa tragis yang menghantam Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Bank Sentral Eropa sepakat dengan Jepang untuk bersama-sama mengintervensi pasar mata uang," kata Menteri Keuangan Yoshihiko Noda kepada wartawan.
Otoritas Jepang akan membeli dolar/yen di pasar dari pukul 09.00 waktu setempat. Bank-bank sentral lain akan beraksi ketika pasar mereka dibuka, kata Noda. Ia menolak berkomentar mengenai jumlah intervensi Tokyo. "Ketika Jepang dalam kondisi seperti itu, sangat bermakna bagi negara-negara G7 untuk bekerja sama dan menentukan langkah koordinasi untuk menstabilkan pasar keuangan," ia mengatakan.
Dolar AS menembus sekitar dua yen menjadi di atas 81 yen pada Jumat, setelah berita itu, menjauh dari posisi terendah terhadap pukulan mata uang Jepang pada awal pekan ini. Intervensi Tokyo terakhir di pasar mata uang yang dilakukan sendiri pada 15 September 2010, ketika Tokyo menjual 2,13 triliun yen, jumlah terbesar yang terjadi dalam satu hari.