Jumat 18 Mar 2011 14:17 WIB

PBB Peringatkan Bahrain tak Langgar Hukum Internasional

Sejumlah peserta unjuk rasa di Bahrain lari setelah polisi menyerang kerumunan massa.
Foto: DARINGMINDS.COM
Sejumlah peserta unjuk rasa di Bahrain lari setelah polisi menyerang kerumunan massa.

REPUBLIKA.CO.ID,MANAMA - Sekjen PBB Ban Ki-moon memperingatkan Bahrain bahwa tindakan kerasnya terhadap para pemrotes anti-pemerintah dapat melanggar hukum internasional. Peringatan dikeluarkan setelah ketua hak asasi manusia lembaga itu melaporkan adanya penyiksaan.

Ban menelpon Raja Hamad, Kamis (17/3) untuk menyatakan "keprihatinannya yang mendalam" atas penggunaan kekuatan yang termasuk sikap pasukan keamanan yang melarang dokter-dokter mengobati para pemrotes yang cedera di negara Teluk itu.

Sekjen "menyatakan keprihatinannya yang mendalam atas berita-berita penggunaan tindakan yang berlebihan dan semena-mena oleh pasukan keamanan dan polisi di Bahrain terhadap para warga sipil, termasuk apa yang disebut larangan terhadap personil medis," kata satu pernyataan PBB.

Ia juga "menyatakan bahwa tindakan-tindakan seperti itu dapat melanggar hukum kemanusiaan internasional, dan hak asasi manusia."

Sekjen PBB itu mengemukakan hal itu setelah tindakan keras berdarah terhadap para pemrotes--yang dipimpin kelompok Syiah--oleh para penguasa Muslim Sunni yang didukung Amerika Serikat. Bahrain adalah pangkalan Armada Kelima AS.

Aksi kekerasan di kerajaan yang strategis itu telah membuat cemas Washington. Kecaman juga datang dari Iran, para pemimpin Syiah di Irak dan milisi Hizbullah di Lebanon.

Valerie Ammos, wakil Sekjen PBB untuk urusan kemanusiaan, sebelumnya mendesak pasukan keamanan "menahan diri untuk tidak menggunakan kekuatan militer, dan menghormati fasilitas-fasilitas medis dan menjamin perawatan bagi orang-orang yang cedera."

Ketua hak asasi manusia PBB, Navi Pillay, Kamis (17/3) mengatakan pengambil alihan pasukan keamanan terhadap rumah-rumah sakit dan medis adalah "pelangaran berat terhadap hukum internasional."

"Ada laporan-laporan tentang penahanan sewenang-wenang, pembunuhan, pemukulan terhadap para pemrotes dan personil medis, dan tentang pengambil alihan rumah-rumah sakit dan pusat-pusat medis oleh pasukan kamanan," katanya. "Ini adalah satu tindakan mengejutkan dan tidak sah."

Para pemerotes ditangkap dengan todongan senjata dalam satu operasi tengah malam. Polisi bersenjata menjaga rumah sakit utama Manama, Kamis (17/3), di tengah-tengah laporan pihak berwenang memukuli para dokter dan melarang mereka mengobati para pemerotes yang cedera. Kelompok oposisi itu berikrar akan terus melakukan unjuk-unjuk rasa "damai" kendatipun dihalangi pasukan militer.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement