REPUBLIKA.CO.ID,Pasukan Qatar adalah bagian dari pasukan Teluk dikirim ke Bahrain untuk memadamkan protes-protes yang dipimpin Syiah terhadap dinasti Sunni, kata seorang pejabat militer Qatar.
"Tugas dari pasukan Qatar yang ikut serta dalam pasukan Perisai Semenanjung adalah untuk membantu memulihkan ketertiban dan keamanan" di Bahrain, kata kantor berita Qatar, QNA mengutip pernyataan Kolonel Abdullah Al Hajri, Kamis malam.
Ini adalah konfirmasi resmi pertama sumbangan Qatar untuk pasukan Teluk di Bahrain.
"Sebagai pasukan Qatar kami menerima perintah-perintah kami dari kepala Pasukan Perisai Semenanjung. Tidak ada pasukan Qatar di luar Perisai Semenanjung" di Bahrain, tambah Hajri.
Awal pekan ini, lebih dari 1.000 tentara Arab Saudi dan sekitar 500 tentara Uni Emirat Arab tiba di kerajaan Teluk yang strategis itu, tempat pangkalan Armada Kelima Amerika Serikat. Tindakan itu mendapat kecaman keras dari Iran dan disusul dengan Teheran dan Manama saling menarik duta-duta besar mereka.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menyebut situasi di Bahrain "membahayakan" setelah 16 orang tewas dalam bentrokan di negara itu dan mengecam sekutu-sekutu negara Teluk Washington karena tergesa-gesa melakukan intervensi militer "yang salah."
Sekjen PBB Ban Ki-moon juga memperingatkan Bahrain bahwa
tindakan kerasnya terhadap para pemrotes anti-pemerintah mungkin melanggar hukum internasional setelah ketua hak asasi manusianya menyatakan adanya penyiksaan" yang mengejutkan dan tidak sah."
Para pembangkang ditangkap dengan todongan senjata dalam operasi tengah malam dan polisi bersenjata menjaga di luar rumah sakit utama Manama, Kamis, di tengah-tengah laporan pihak berwenang memukul para dokter dan melarang mengobati orang-orang yang cedera.
Para pemrotes menuntut reformasi yang demokratis di negara yang berpenduduk mayoritas Syiah dan diperintah dinasti Sunni yang minoritas selama lebih dari 200 tahun.
Raja Hamad menawarkan dialog dan pembentikan satu parlemen baru yang memiliki kekuasaan di antara reformasi-reformasi itu tetapi pihak oposisi menolak berunding sebelum pemerintah mundur.
Raja pada Selasa mengumumkan keadaan darurat tiga bulan di negara itu setelah Pasukan Teluk tiba.