REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO - Sedikit kabar baik datang dari kawasan krisis nuklir PLTN Fukushima 1. Listrik diperkirakan sudah bisa tersalur ke instalasi tersebut pada Sabtu (19/3). Penguburan reaktor disetujui menjadi pilihan terakhir mengantisipasi kebocoran reaktor.
Kalangan insinyur Jepang, Jumat (18/3), menyetujui mengubur instalasi nuklir tersebut dengan pasir sebagai pilihan terakhir untuk mencegah pelepasan radiasi. Ini adalah metoda sama yang dipakai untuk mengatasi kebocoran nuklir Chernobyl pada 1986.
"Bukan mustahil mengubur reaktor. Tapi, prioritas kami sekarang adalah berusaha dan mendinginkan reaktor tersebut," ujar pejabat Tepco.
Mereka masih berharap krisis nuklir ini bisa diatasi dengan perbaikan pasokan listrik ke pompa air yang bisa memindahkan air laut ke dalam reaktor. Tokyo Electric Power Company (Tepco), Jumat (18/3), mengatakan listrik dijadwalkan akan dapat tersalur ke reaktor 4. Sebelumnya, Badan Keselamatan Nuklir Jepang lebih dulu mengatakan reaktor 2 dan 4 akan segera kembali mendapatkan listrik pada Sabtu (19/3).
Dalam penanganan krisis nuklir akibat hantaman gempa dan tsunami pekan lalu, pasokan listrik diperlukan untuk menyalakan pompa. Pengoperasian pompa akan mengalirkan air laut ke dalam reaktor guna menggenangi dan mendinginkannya. Pendinginan ini diperlukan agar tidak terjadi pemanasan yang dapat melelehkan batang bahan bakar reaktor dan memicu radiasi.
Sementara, upaya pendinginan reaktor 3 PLTN Fukushima 1 dengan penyiraman air dari mobil pemadam kebakaran juga dilakukan pada Jumat (18/3). Sekitar 50 ton air disiramkan tujuh truk dengan water cannon. Penyiraman dengan truk pemadam plus helikopter militer dilakukan mulai hari sebelumnya.