REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Amerika Serikat tidak sesiap yang dibayangkan untuk menghadapi bencana alam yang maha dahsyat seperti gempa bumi dan tsunami yang melanda Jepang, kata mantan pejabat tanggap darurat, Kamis (17/3) waktu setempat.
"Jika Anda tanya saya apakah kita lebih siap dibandingkan kita 40 tahun yang lalu, lima tahun yang lalu, maka jawabannya adalah ya. Namun jika Anda tanya saya akan kita lebih sesiap seperti yang seharusnya, jawabannya adalah kita tidak (sesiap itu)," kata mantan Inspektur Jendral Departemen Keamanan Nasional Richard Skinner dalam sesi tanya jawab dengan Senat.
Pelajaran yang kita tuai dari bencana seperti badai Andrew, yang membunuh 26 orang di tahun 1992, badai Katrina tahun 2005, dan serangan 11 September 2001 seharusnya membuat Amerika "lebih bersiap diri dibanding apa yang kita ada sekarang", kata Skinner.
"Kejadian-kejadian tragis yang terjadi di Jepang saat ini adalah peringatan keras tentang betapa pentingnya persiapan menghadapi bencana besar. Bencana itu bisa dan akan terjadi di sini, ini cuma tinggal masalah kapan," katanya di sesi dengar pendapat itu.
"Namun, saya masih khawatirkan kemampuan FEMA untuk menyiapkan strategi-strategi dan program kesiagaan bencana," katanya.
FEMA - Badan Penanggulangan Bencana Federal Amerika - banyak mendapat serangan kritik setelah ketidakmampuannya merespon badai Katrina, yang membunuh 1.200 orang dan menimbulkan kerugian materi hingga 75 miliar dolar Amerika (1 dolar = Rp8.762).
FEMA diubah setelah Katrina, tapi Skinner - yang menjadi penulis utama laporan terbaru FEMA - menyatakan bahwa FEMA masih terperosok di ketidakbecusan sama yang ditemukan oleh para auditor 20 tahun silam, dan menyeret kakinya untuk menerapkan perubahan.
Senator dari Partai Republik Susan Collins mengatakan data dari Survei Geologi Amerika (USGS) menunjukkan bahwa 94 persen peluang gempa bumi berkekuatan lebih dari 7 pada skala Richter akan terjadi di California dalam 30 tahun ke depan.
"Pun tidak bisa dibantah bahwa akan terjadi badai-badai, banjir, puting beliuang, dan serangan teroris menggunakan senjata pemusnah massal di kota besar sementara kita harus menangani itu semua," kata dia.
Skinner tetap mempertanyakan kesiapan Amerika sebagai bangsa untuk menangani kondisi gawat darurat akibat bencana-bencana yang dahsyat.