Senin 21 Mar 2011 10:36 WIB

Empat Dosen Universitas Bengkulu Bertahan di Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU - Empat orang staf pengajar dari Universitas Bengkulu yang sedang menempuh pendidikan di Jepang, masih bertahan di negara itu meskipun radiasi nuklir mengancam pascagempa bumi dan tsunami 11 Maret 2011. "Mereka semua selamat karena tidak ada yang tinggal di wilayah bencana, dan hingga kini tidak ada yang meminta dipulangkan karena studinya baru setengah jalan," kata Kepala Humas Universitas Bengkulu Suharyanto di Bengkulu, Senin (21/3).

Ia mengatakan keempat dosen tersebut sudah bisa dikontak dan menyatakan kondisi mereka baik. "Kami sudah bisa mengontak mereka dan empat staf pengajar Universitas Bengkulu yang menempuh pendidikan doktor di Jepang dalam kondisi selamat," tambahnya.

Empat staf dosen tersebut, tiga diantaranya mengajar di Fakultas MIPA yakni Muorina Adfah dan Asdim yang menempuh pendidikan di Gifu University dan Ashar Muda Lubis di Chiba University. Sedangkan seorang staf pengajar di Fakultas Pertanian yakni Ridwan Yahya sedang menempuh studi Doktor di Kyoto University.

"Lokasi mereka juga jauh dari pusat wilayah bencana, tapi tetap ikut merasakan gempa berkekuatan 8,9 skala Richter itu," katanya.

Untuk sementara kata dia keempatnya memilih bertahan di Negeri Sakura itu untuk melanjutkan studi mereka. Jika dilihat dari lama studinya, hanya satu orang yang akan selesai dalam waktu dekat, sedangkan tiga orang dosen lainya baru setengah jalan.

Sebelumnya sempat dikabarkan keempat orang staf dosen tersebut kehilangan kontak dengan keluarga mereka. Namun empat hari pascagempa dan tsunami mereka sudah bisa dihubungi dan kondisinya dipastikan selamat.

"Mungkin terjadi gangguan peralatan komunikasi akibat gempa yang menimbulkan tsunami itu, tapi sekarang sudah lancar, mereka juga sudah menjelaskan kondisinya lewat akun jejaring sosial," jelasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement