REPUBLIKA.CO.ID, Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh telah memberhentikan seluruh anggota kabinetnya di
tengah meningkatnya aksi protes yang menuntut pengunduran dirinya. Pengumuman tersebut dikeluarkan tidak lama setelah sejumlah anggota suku Presiden Saleh juga ikut menyerukan hal yang sama.
Puluhan ribu warga Yaman berhimpun di Sana’a menghadiri pemakaman para demonstran anti-pemerintah yang ditembak tewas kawanan yang setia kepada Presiden Ali Abdullah Saleh. Sementara itu, kepala suku Hashed, suku Presiden Ali Abdullah Saleh telah memintanya untuk mundur dari jabatannya.
Massa pelayat menghadiri pemakaman, Ahad (20/3), untuk sekitar 52 orang yang tewas ketika kawanan bersenjata pro-Saleh menghamburkan tembakan ke arah demonstran dalam protes di dekat Universitas Sana’a hari Jumat.
Kepala suku Hashed, Sheikh Sadiq al-Ahmar, mengeluarkan pernyataan bersama dengan para tokoh ulama, Sabtu, menyatakan Saleh bertanggungjawab atas pembunuhan para demonstran dan menuntut ia mundur dari jabatan yang telah dipegangnya selama 32 tahun.
Al-Ahmar dan para ulama memuji kaum muda dan para aktivis oposisi yang menyerukan agar Saleh mundur dalam protes yang terjadi setiap hari selama lebih dari sebulan di Sana’a dan kota-kota lain. Mereka juga menyerukan agar tentara Yaman mengabaikan perintah untuk menyerang demonstran. Pada hari Jumat, Saleh menyatakan undang-undang darurat.
Pemerintah Yaman menarik pasukan polisi dari rute prosesi dan menggantinya dengan polisi yang tidak bersenjata dalam usaha untuk mengurangi ketegangan.