Senin 21 Mar 2011 15:11 WIB

Turki-Rusia Serukan Agresi Internasional ke Libya Dihentikan

Rep: CR01/ Red: Didi Purwadi
Serangan rudal AS dari Kapal perang ke Libya
Foto: AP
Serangan rudal AS dari Kapal perang ke Libya

REPUBLIKA.CO.ID,TRIPOLI - Turki dan Rusia  menyerukan koalisi internasional untuk menghentikan agresi militer di wilayah Libya.

Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, Ahad (20/3) kemarin meminta gencatan senjata segera diberlakukan di Libya. Tidak terkecuali gencatan senjata pada operasi militer internasional yang dipimpin Amerika Serikat.

"Kami menuntut gencatan senjata segera diberlakukan di Libya. Kami telah memberitahu pihak berwenang Libya untuk tidak mengarahkan senjata kepada rakyatnya dan mendengarkan tuntutan mereka," kata Erdogan dalam sebuah pidato di Jeddah Economic Forum, Ahad (20/3).

Erdogan mengaku prihatin dengan apa yang terjadi di Libya. “Apa yang terjadi di Libya membuat kita sedih dan prihatin, dan kini telah sampai pada tahap yang tidak kita inginkan,” ujarnya seraya mendesak Kolonel Muammar Qaddafi agar melepaskan jabatan dan menyerahkannya kepada mereka yang berhak.

Sementara juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Alexander Ukashevic, juga mendesak dihentikannya penggunaan kekuatan militer di Libya. "Kami mendesak negara-negara yang terkait untuk menghentikan penggunaan kekuatan bersenjata secara sembarangan. Karena, hal tersebut telah menyebabkan korban sipil,” kata Ukashevic dalam sebuah pernyataan.

Saat ini operasi militer internasional telah diberlakukan terhadap rezim Libya yang menghadapi gerakan protes besar. Operasi militer yang diputuskan Resolusi No. 1973 Dewan Keamanan PBB tersebut mengesahkan penggunaan kekuatan militer dengan dalih untuk melindungi warga sipil di Libya.

sumber : Islam Today
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement