REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO - Kelompok Islam Ikhwanul Muslimin yang berbasis di Mesir, mengecam penderitaan warga Libya selama berada di bawah rezim Kolonel Muammar Qaddafi. Dalam sebuah pernyataan, Ikhwan mengatakan hati rakyat Libya remuk-redam akibat amuk perang yang dilancarkan rezim Libya.
“Kapal perang, tank dan senjata berat yang diarahkan pada rakyat Libya yang tak berdaya di kota-kota mereka, membuat mereka kehilangan keluarga dan tempat tinggal. Mereka hanya menuntut hak agar terbebas dari tiran yang telah berkuasa dengan keji selama empat puluh tahun,” demikian pernyataan Ikhwan sebagaimana dipublikasikan koran Al-Sharq al-Awsat.
Menurut Ikhwanul Muslimin, Qaddafi telah membunuh rakyat dan menghancurkan negerinya dengan tangannya sendiri. “Dialah yang memaksa Barat mengeluarkan resolusi Dewan Keamanan PBB, menghancurkan pasukannya dan mengembalikannya ke zaman pra-sejarah. Dan, risiko agresi militer ini kian besar, seolah mengulang kembali tragedi Saddam Hussein di Irak.”
Ikwanul Muslimin juga mempertanyakan, keuntungan apakah yang didapat oleh suatu negeri yang mengklaim bahwa penghancuran kota dan pembunuhan manusia merupakan suatu tindakan yang dianggap legal. “Malah tindakan tersebut memberikan alasan bagi Barat untuk menghancurkan tentara Libya, memaksa mereka untuk memilih apakah membela bangsa atau anak-anak mereka? Atau, apakah mereka (tentara) harus mati demi pelestarian sebuah rezim?” demikian Ikhwan.