Selasa 22 Mar 2011 09:51 WIB

Sebut Serangan Libya Bak Perang Salib, Medvedev Kecam Putin

Vladimir Putin dan Dmitri Medvedev
Vladimir Putin dan Dmitri Medvedev

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Pernyataan Perdana Menteri Vladimir Putin yang menilai resolusi Dewan Keamanan PBB yang menjadi dasar hukum bagi serangan ke Libya, mirip seruan untuk melakukan Perang Salib, pada zaman pertengahan dulu mendapat kecaman dari Presiden Rusia, Dmitri Medvedev, Senin (21/3) kemarin.

"Dalam situasi bagaimana pun, kita tidak boleh menggunakan istilah, yang pada hakekatnya menunjukkan adanya bentrokan peradaban, seperti misalnya istilah Perang Salib," demikian pernyataan sang presiden, sebagaimana dikutip oleh media Rusia.

"Perbandingan seperti itu sama sekali tidak bisa diterima. Jika tidak, segala sesuatunya akan jauh lebih gawat dari keadaan sekarang ini. Kita semua jangan melupakan hal itu," demikian lanjut Presiden Dmitri Nedvedev.

Koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Inggris dan Prancis Senin (21/3) membombardir kota Sebha di selatan, benteng pertahanan suku Guededfa dari pemimpin Libya Muamar Gaddafi, kata seorang juru bicara pemerintah. "Sejak Sabtu, musuh koalisi telah melancarkan serangan udara dan serangan rudal di Tripoli, Zuwarah, Misrata, Sirte dan Sebha, khususnya ditujukan ke bandara-bandara," kata Mussa Ibrahim pada konferensi pers di Ibu kota Tripoli, demikian AFP melaporkan.

"Ya, Sebha telah diserang hari ini," katanya menjawab pertanyaan mengenai kapan kota 750 kilometer di selatan Tripoli itu diserang. Ia menuturkan koalisi juga telah menyerang "sebuah pelabuhan ikan kecil" 27 kilometer di barat Tripoli, Senin.

sumber : RNW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement