REPUBLIKA.CO.ID,SANA'A - Salah seorang perwira senior militer Yaman, Jenderal Ali Muhsin al-Ahmar, ikut bergabung dengan demonstran anti-pemerintah di Yaman. Hal ini seiring dengan memburuknya krisis politik di negara tersebut akibat tindakan brutal aparat keamanan terhadap massa.
"Kami mengumumkan bahwa kami mendukung dan melindungi para pemuda yang melakukan protes di taman universitas di Sana’a," ujar Komandan Divisi Infanteri ini kepada wartawan.
Aksi demonstrasi ini terjadi setelah penguasa Yaman, Ali Abdullah Saleh, memecat seluruh aparat pemerintahannya pada Ahad (20/3) lalu. Presiden Saleh ngotot bertahan di tengah protes rakyat yang menentang penindasan rezimnya. Sebagaimana di Tunisia dan Mesir, rakyat Yaman juga menggelar revolusi melawan Saleh.
Dalam upaya menekan Presiden Saleh agar menyerahkan kekuasaan, gubernur provinsi selatan Aden mengundurkan diri dari jabatannya. “Dia memprotes apa yang terjadi di negeri ini,” kata salah seorang pejabat Yaman yang enggan disebutkan namanya.
Namun seorang pejabat senior pemerintah mengatakan, kekerasan yang terjadi Jumat pekan kemarin mungkin telah merusak sisa kesempatan dialog politik antara pemerintah dan kelompok oposisi yang menentang Saleh.
Sembilan duta besar Yaman untuk negara-negara Eropa dan Arab mengirim surat kepada Saleh dan mengutuk pembantaian hari Jumat. Surat itu menyusul pengunduran diri beberapa pejabat tinggi Yaman, termasuk utusan negara itu untuk PBB, duta besar di Libanon dan menteri hak asasi manusia.
Sejumlah ulama berpengaruh Yaman juga meminta Saleh memenuhi tuntutan-tuntutan pengunjuk rasa dan mengakhiri kekuasaan yang telah ia genggam selama puluhan tahun, untuk menghindari kekerasan lebih lanjut dan pertumpahan darah.