REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK - Presiden Barack Obama mengatakan Amerika Serikat akan menyerahkan peran memimpin di Libya dalam beberapa hari lagi. Hal ini dilakukan untuk memastikan resolusi PBB terhadap Kolonel Muammar Qaddafi ditanggung bersama. Obama mengatakan NATO akan menjadi koordinator tetapi perbedaan pandangan tetap terjadi di dalam organisasi.
Prancis dan Turki tidak menginginkan NATO menjadi pemimpin. Resolusi PBB diloloskan untuk melindungi warga sipil dari serangan pasukan Kolonel Qaddafi.
Pertempuran terus berlanjut. Tembakan antipesawat terdengar di Tripoli pada Senin (21/3) malam. Kemudian terdengar ledakan hebat. Sejumlah laporan menyebutkan ledakan berasal dari kompleks Qaddafi yang diserang malam sebelumnya. Televisi Libya melaporkan terjadinya sejumlah serangan baru.
Juru bicara Libya, Ibrahim Musa, mengatakan banyak orang tewas karena serangan udara terhadap bandara Sirte. Tetapi, laporan tersebut tidak dapat dikonfirmasi.
Perang hebat dilaporkan juga terjadi di Misrata yang berjarak sekitar 200 km arah timur Tripoli. Pihak pemberontak mengatakan terjadi pemboman empat hari oleh tentara pendukung Gaddafi dan sejumlah orang tewas.