REPUBLIKA.CO.ID,LONDON - Para penghuni liar menjadi raja di rumah Saif al-Islam Qaddafi di London. Para pemberontak tidur di lantai atas rumah milik putra pimpinan Libya Muammar Qaddafi tersebut. Sedangkan di lantai bawah, air teh dituang di cangkir-cangkir porselin.
Di salah satu sudut ruangan, beberapa orang berbicara mengenai seorang hartawan Arab. Orang kaya raya Arab itu tiba-tiba mengetuk pintu pada jam 4 subuh beberapa hari sebelum.
''Ia (hartawan Arab, red) mengatakan ingin memberi tawaran. Ia menawarkan 40.000 poundsterling (Rp 567 juta) apabila kami bersedia meninggalkan rumah ini', kata Oz, salah seorang penghuni liar, yang menemani koresponden Radio Netherland berkeliling rumah putra Qaddafi.
Penghuni menolak tawaran tersebut. Mereka 'menduduki' rumah milik Saif itu bukan karena masalah materi. ''Kami tidak akan pergi. Aksi penghunian liar ini bukanlah tentang uang,'' ujar Oz.
Sekelompok aktivis yang menyebut diri sebagai Topple the Tyrants (Jatuhkan Para Dikatator) itu memasuki rumah salah satu putra Pemimpin Libya Muammar Gadaffi atas dasar solidaritas dengan revolusi Arab. Rumah tersebut saat ini didiami oleh para aktivis Libya ditambah penghuni liar Inggris.
Rumah Saif, yang terletak di kawasan makmur Hampstead di wilayah London Barat laut, tidak tampak mencolok. Tapi, hal yang membedakan rumah delapan delapan kamar mewah ini dengan rumah-rumah di sekelilingnya adalah spanduk dengan foto Qaddafi dan tulisan 'Keluar dari Libya, Keluar dari London'.