Selasa 22 Mar 2011 18:00 WIB

Manfaatkan Momentum, Pemberontak Sipil Libya Bergerak ke Barat

Para pemberontak dari kalangan sipil terlibat pertempuran dengan pasukan pemerintah di luar kota Ajdabiya, Selasa (22/3).
Foto: AP
Para pemberontak dari kalangan sipil terlibat pertempuran dengan pasukan pemerintah di luar kota Ajdabiya, Selasa (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID,AJDABIYA-Agresi militer Internasional di Libya memberikan momentum kepada kelompok pemberontak yang sebelumnya terancam dihancurkan pasukan pemerintah. Namun, ketidakkompakan tampak di kalangan pemberontak menyusul serangan yang dilancarkan AS dan sekutunya.

Para pemberontak dari kalangan sipil dengan bersemangat bergerak ke Barat memanfaat momentum ini. Sementara unit-unit militer yang desertir, yang terlatih dan lebih terkoordinasi, menahan diri.

Gerakan pemberontakan di Libya selama ini terdiri atas kelompok yang terpisah-pisah, meski berhasil menguasai wilayah timur negara tersebut beberapa waktu lalu. Selama beberapa pekan lalu, pemberontak dari warga sipil dengan antusianya merangsek ke Barat, namun hanya untuk mendapati dirinya dipukul mundur oleh pasukan pemerintah yang memiliki persenjataan kuat.

Sementara unit-unit militer desertir lebih memilih menahan diri. Hanya sedikit unit yang ikut bertempur bersama para pemberontak sipil.

Hal ini kembali tampak Senin. Dengan terbebasnya Benghazi menyusul serangan militer asing, ratusan pemberontak sipil bergerak ke Barat. Mereka bertekad membebaskan kota Ajdabiya yang dikepung pasukan Qaddafi. Mereka bergerak di jalan bebas hambatan dari Benghazi hingga pinggiran Ajdabiya tanpa menemui hambatan. Sementara di kiri kanan jalan berserakan rongsokan kendaraan tempur pasukan pemerintah yang menjadi sasaran serangan udara AS dan sekutunya.

Sebelum mencapai Ajdabiya, mereka menyapu kota pelabuhan minyak Zwitina di timur laut Ajdabiya. Kota ini ditinggalkan pasukan pemerintah yang kocar-kacir karena serangan udara koalisi. Tampak sebuah pembangkit listrik masih terbakar akibat dibom pesawat koalisi.

Juru bicara kelompok militer Libya yang membelot, Khalid al-Sayah, mengatakan gerak maju pemberontak sipil ini merupakan sesuatu yang spontan. “Unit militer yang telah bergabung dalam pemberontakan belum siap untuk melakukan serangan. Kami tak ingin maju tanpa rencana,” katanya.  

Ia mengatakan unit militer memang berencana untuk maju, namun belum saatnya. “Ini merupakan militer yang baru, kami memulai kembali dari nol.”

Pada Senin malam, sekitar 150 pemberontak sipil berkumpul di sebuah lapangan di luar kota Ajdabiya. Tampak beberapa orang mengamati kota dengan teropong. Sejumlah asap tampak membumbung dari kota itu, akibat dari pertempuran yang terjadi beberapa hari sebelumnya.

Salah satu pemberontak mengatakan pasukan Qaddafi masih mengepung Ajdabiya dan bertempur dengan kalompok pemberontak yang ada di kota itu. “Ada lima tank Qaddafi dan delapan peluncur roket di balik pepohonan itu, dan banyak kendaraan 4X4,” teriak seorang pemberontak, Fathi Obeidi, yang mengamati kota dengan teropong.

sumber : Al Jazeera/AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement