Selasa 22 Mar 2011 18:59 WIB

Pemukim Yahudi Tikam Petani Palestina Bertubi-Tubi

Rep: CR01/ Red: Didi Purwadi
Permukiman Yahudi di Tepi Barat
Permukiman Yahudi di Tepi Barat

REPUBLIKA.CO.ID,TEPI BARAT - Seorang pemukim Yahudi menikam warga Palestina di pemukiman Havat Ma'on, Tepi Barat, sebelah selatan Hebron. Sumber-sumber medis Palestina mengatakan petani berusia 25 tahun bernama Mahmoud Ibrahim Zain ini terluka cukup parah setelah ditikam beberapa kali di dadanya. Penikaman Zain diduga sebagai serangan “label harga”.

Warga desa Tuba Khirbet ini segera dilarikan ke rumah sakit Alia di Hebron untuk perawatan. "Label harga" adalah slogan yang digunakan oleh para pemukim Yahudi untuk membalas keputusan pemerintah Israel yang menghentikan kegiatan pemukiman atau sebagai respons terhadap serangan Palestina.

Zain ditikam saat dalam perjalanan dari Khirbet Tuba menuju daerah Al-Litwani untuk mendistribusikan susu ketika diserang oleh pemukim Yahudi. Polisi Israel mengatakan serangan itu dimotivasi oleh semangat nasionalisme Yahudi. “Kini militer dan aparat kepolisian berada di lokasi untuk menginvestigasi sebab-sebab terjadinya perkara,” demikian pernyataan otoritas keamanan Israel.

Serangan para pemukim Yahudi terhadap warga Palestina di Tepi Barat kian meningkat sejak terjadinya pembunuhan keluarga Yahudi oleh penyerang yang tidak diketahui di pemukiman Itamar dekat kota Nablus pada 12 Maret lalu. Untuk merespons kejadian ini, warga Yahudi membakar dua kendaraan di antara pemukiman Kedumim dan desa Palestina, Kafr Qaddoum.

Menurut saksi mata Palestina, mobil pemadam kebakaran Palestina langsung datang ke lokasi dan memadamkan api. Pagi harinya sebelum aksi pembakaran mobil terjadi, delapan orang Yahudi dengan masker menutupi wajah, menyerang dua pekerja bangunan Palestina di pemukiman Silo.

Setelah melakukan investigasi, polisi Israel menyatakan penikaman terhadap Zain merupakan serangan “label harga” untuk membalas serangan di Itamar.

Di Tepi Barat terdapat lebih dari 500.000 pemukim Yahudi yang hidup berbaur dengan 2,5 juta warga Palestina. Ketegangan-ketegangan tinggi selalu terjadi antara kedua belah pihak, dan biasanya berubah menjadi kekerasan. Sengketa pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur adalah alasan utama ditangguhkannya pembicaraan perdamaian langsung antara Israel dan Palestina sejak September 2010.

sumber : Arab News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement