REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Pemimpin Libya Moammar Qaddafi menyatakan akan muncul sebagai pemenang dalam pertempuran dengan pasukan internasional yang berusaha untuk memberlakukan zona larangan terbang di negaranya. "Kami tidak akan menyerah," katanya di depan para pendukung, banyak dari mereka melambai-lambaikan bendera hijau dalam siaran pidato di televisi negara. "Mereka tidak akan berhasil menteror kita. Mari kita bersenang-senang dengan roket mereka. Kita akan mengalahkan mereka dengan metode apapun."
Dia melanjutkan, Libya akan memimpin perang internasional melawan imperialisme. "Melawan mereka yang lalim, saya katakan, saya tidak takut."
Qaddafi dianggap melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dengan "tindakan agresif terhadap penduduk sipil". Inilah yang mendasari tentara sekutu yang dimotori Inggris dan Prancis dengan bantuan Amerika Serikat menggempur Tripoli. Ratusan warga sipil menjadi korban. Hal inilah yang menuai protes internasional.
Sementara itu, pertempuran hingga selamal berkecamuk di Misrata, timur ibukota, di mana seorang saksi mata menyatakan Qaddafi telah menempatkan penembak jitu di atas gedung.
Komandan pasukan Angkatan Laut AS di Eropa dan Afrika, Samuel Locklear III, mengatakan serangan udara multinasional akan berlanjut sampai Qaddafi melakukan mandat PBB untuk menghentikan penyerangan atas warga sipil.
"Amerika akan puas bahwa kehidupan diselamatkan oleh aksi militer AS," kata Presiden Barack Obama mengatakan saat berkunjung ke El Salvador. Dia mengatakan jadwal untuk transisi kepemimpinan militer akan datang di Libya.