REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA - Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan sejarah sedang dirancang ulang di kawasan. Pernyataannya merujuk pada revolusi yang dialami dunia Arab.
“Minyak Libya berada di balik intervensi negara-negara barat,” ujarnya dalam sebuah pidato di parlemen Turki, Selasa (22/3).
Dalam pidatonya yang menyinggung perkembangan dunia Arab tersebut, Erdogan memperingatkan bahwa kondisi yang demikian akan menyalakan konflik sektarian di kawasan. “Sumber daya alam dan minyak Libya menjadi penyebab krisis dan konflik di Libya,” tambahnya.
Dalam hal ini, kata Erdogan, Turki menunjukkan keprihatinan dan berupaya untuk menyelamatkan nyawa warga sipil, bukan mencari kekayaan. "Apa yang kami coba lakukan adalah membantu Libya memecahkan masalah mereka dan tidak saling membunuh antar sesama saudara. Turki mengharapkan revolusi berjalan damai dan tidak berdarah."
Menurut Erdogan, intervensi militer tidak membantu di masa lalu, karena hanya akan berkontribusi pada pembagian beberapa negara. Ia juga meminta PBB agar menjadi payung dalam setiap operasi kemanusiaan di Libya, seraya menyerukan kepada koalisi internasional untuk memperhatikan aspek kemanusiaan.