Rabu 23 Mar 2011 12:47 WIB

Enam Pemrotes Tewas di Tangan Pasukan Suriah

Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
Foto: britannica.com
Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Pasukan Suriah menewaskan sedikitnya enam orang, Rabu (23/3) dalam serangan terhadap satu kompleks masjid di kota selatan Deraa, lokasi protes-protes menentang pemerintah Baath yang dipimpin Presiden Bashar al Assad, kata penduduk. Mereka yang tewas itu termasuk Ali Ghassab al Mahamid, seorang dokter dari keluarga terkemuka Deraa yang pergi ke masjid Omari di bagian kota tua Deraa, yang terjadi persis setelah tengah malam, kata penduduk yang menolak menyebut namanya.

Sebelum serangan itu listrik dimatikan di daerah itu dan layanan telpon dihentikan. Teriakan 'Allahu Akbar' terdengar di seluruh lokasi permukiman di Deraa ketika tembakan itu dimulai. Tidak segera jelas apakah para pemerotes memiliki senjata.

Serangan itu menambah jumlah warga sipil yang tewas menjadi 10 orang akibat serangan pasukan Suriah dalam enam hari unjuk rasa yang menuntut kebebasan politik dan pemberantasan korupsi di negara yang berpenduduk 20 juta jiwa itu. Partai Baath yang berkuasa melarang oposisi dan memberlakukan undang-undang darurat sejak tahun 1963.

Tidak diperoleh segera komentar dari pemerintah Bashar, yang menghadapi tantangan terbesar terhadap pemerintahnya sejak menggantikan ayahnya Hafez al Assad tahun 2000. Gelombang kerusuhan di negara-negara Arab telah menggulingkan para pemimpin di Tunisia dan Mesir. Dokter Mohamid ditembak oleh seorang penembak jitu.

Jaringan telepon putus tetapi kami dapat menghubungi penduduk dekat masjid itu melalui jaringan telepon seluler Jordania," kata seorang penduduk. Deraa terletak di perbatasan dengan Jordania. Seorang aktivis politik, yang juga menolak menyebutkan namanya mengatakan "Kota tua itu gelap gulita dan masih sulit untuk mengetahui secara jelas apa yang terjadi." Serangan itu

terjadi sehari setelah Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan pihak berwenang "harus menghentikan segera penggunaan kekuatan militer yang berlebihan terhadap para pemrotes damai, terutama penggunaan peluru tajam.

Para pemrotes, yang memasang tenda-tenda di kompleks masjid itu sebelumnya mengatakan mereka akan tetap di lokasi itu sampai tuntutan-tuntutan mereka dipenuhi. Imam masjid itu, Ahmad Siasneh mengemukakan kepada stasiun televisi Arabiya, Selasa bahwa protes di masjid itu berlangsung damai.

Para pemrotes juga berkumpul di kota terdekat Nawa. Pada Selasa, Wakil Presiden Farouq al Shara mengatakan Bashar berjanji akan "melanjutkan reformasi dan modernisasi di Suriah," kata stasiun televisi Al Manar.

Tuntutan utama para pemrotes adalah diakhirinya apa yang mereka sebut penindasan oleh polisi rahasia provinsi Deraa yang dipimpin saudara sepupu Bashar. Pihak berwenang menahan seorang aktivis terkemuka yang mendukung para pemrotes, kata Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah.

Organisasi itu mengatakan Loay Hussein, seorang tahanan politik dari tahun 1984 sampai 1991, diciduk dari rumahnya dekat Damaskus. Suriah berada dalam undang-undang darurat sejak Partai Baath berkuasa tahun 1963, melarang oposisi dan menyebabkan kemunduran ekonmi dalam puluhan tahun yang ditandai dengan nasionalisasi.

Bashar mencabut beberapa larangan pada perusahaan-perusahaan swasta tetapi mengabaikan tuntutan-tuntutan untuk mencabut undang-undang darurat, membebaskan tahanan politik, membangun norma hukum, mengizinkan kebebasan menyatakan pendapat dan mengungkapkan nasib puluhan ribu orang pembangkang yang hilang pada tahun 1980-an.

Ia keluar dari pengucilan Barat dalam empat tahun belakangan ini menyangkut perang Suriah di Lebanon dan Irak dan mendukung kelompok-kelompok garis keras Palestina. Bashar memperkuat hubungan Suriah dengan Iran sementara ia berusaha memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat dan melakukan upaya perdamaian dengan Israel untuk merebut kembali Dataran Tinggi Golan yang direbut Israel dalam Perang Timur Tengah tahun 1967.

sumber : Antara/ Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement